Rabu, 05 April 2017

Organisasi Profesi dan Kode Etik Profesi Teknik Industri

Organisasi profesi adalah organisasi dari praktisi yang menilai/mempertimbangkan seseorang atau yang lain mempunyai kompetensi professional dan mempunyai ikatan bersama untuk menyelenggarakan fungsi sosial yang mana tidak dapat dilaksanakan secara terpisah sebagai individu. Organisasi profesi mempunyai 2 perhatian utama yaitu, kebutuhan hukum untuk melindungi masyarakat dari anggota profesi yang tidak dipersiapkan dengan baik dan kurangnya standar dalam bidang profesi yang dijalani. Khususnya teknik industri, ada banyak sekali organisasi profesi yang menaungi orang yang bekerja dalam bidang teknik industri. Berikut adalah contoh dari organisasi profesi bidang teknik industri:
  1. IIE (Institute of Industrial and System Engineering)
Institute of Industrial Engineers (IIE) adalah lembaga profesional yang berdedikasi semata-mata untuk mendukung profesi teknik industri dan individu yang terlibat dengan meningkatkan kualitas dan produktivitas. Lembaga ini didirikan pada 1948 dan disebut American Institute of Industrial Engineers sampai 1981, ketika nama ini diubah untuk mencerminkan basis keanggotaan internasionalnya. Anggota termasuk mahasiswa baik dan kaum profesional. IIE menyelenggarakan konferensi regional dan nasional tahunan di Amerika Serikat. IIE bermarkas di Amerika Serikat di Norcross, Georgia, pinggiran yang terletak di timur laut Atlanta.
  1. Perhimpunan Ergonomi Indonesia
Perhimpunan ergonomi Indonesia (PEI) adalah organisasi profesi tingkat nasional yang beranggotakan para pakar, pemakai dan peminat ergonomi di berbagai bidang yang bersama-sama berhimpun dalam suatu wadah untuk menggalang kemampuan dalam bidangnya masing-masing membina Ergonomi baik dalam keilmuan maupun dalam pemakaiannya sehingga potensi Ergonomi dalam Pembangunan Nasional dapat lebih digali dan diwujudkan secara nyata. PEI berpusat di bandung dan didirikan oleh peserta Pertemuan Nasional Ergonomi pada tanggal 10 Oktober 1987, bertempat di Gedung Labolatorium Teknologi 111 Institut Teknologi Bandung.
PEI bertujuan untuk mengembang serta menerapkan ilmu Ergonomi dalam berbagai kegiatan teknologi, industri dan berbagai kegiatan lain yang menuntut pendekatan ergonomis, dengan sasaran mencapai keselarasan hubungan timbal-balik antara manusia, alat dan lingkungannya, serta untuk menjaga keseimbangan hubungan unsur-unsur fisikal, sosial, psikologikal bagi peningkatan kualitas hidup yang lebih baik. PEI berfungsi sebagai wadah yang menghimpun, mengorganisasi sarjana, praktisi dan kelompok yang dalam kegiatan profesionalnya menggunakan serta menerapkan metode ergonomis.
Berikut merupakan salah salah satu contoh kode etik ergonomi yang berlaku di Afrika Selatan atau Ergonomics Society of South Africa (ESSA).
Tanggung Jawab Profesional
–  Integritas profesional dan Kerahasiaan
Seorang ergonom harus memastikan privasi semua informasi rahasia yang diperoleh saat menjalankan tugas. Seorang ergonom akan mengungkapkan informasi kepemilikan hanya dengan izin tertulis dari kliennya atau bila diperintahkan oleh hukum. Seorang ergonom tidak boleh menggunakan informasi yang diperoleh selama konsultasi atau tugas untuk membahayakan klien atau untuk memperoleh manfaat bagi dirinya sendiri, atau untuk orang lain baik secara langsung atau tidak langsung. Seorang ergonom tidak boleh, tanpa persetujuan eksplisit dari individu yang bersangkutan, berkomunikasi atau menggunakan informasi pribadi yang diperoleh selama penelitian yang dilakukan secara rahasia, untuk hal-hal lain di luar kontrak atau perjanjian.
–  Penyimpanan Data
Data yang dikumpulkan selama tugas harus disimpan minimal satu tahun. Laporan ergonomis dan surat-surat yang relevan harus disimpan setidaknya selama empat tahun.
–  Integritas
Seorang ergonom harus memenuhi tanggung jawab profesional dengan penuh kejujuran. Secara rinci ergonom harus: Obyektif dan tidak memihak setiap saat; Menghormati fakta, menyatakan opini dengan jujur dan berperilaku sedemikian rupa untuk mempertahankan integritas dan munculnya integritas; Memberi informasi kepada klien (dengan cara yang tepat) jika ada kesalahan atau eror yang telah dibuat. Membuat rekomendasi dan saran dengan itikad baik dan melakukan upaya yang wajar untuk memastikan bahwa rekomendasi tersebut layak dan dapat dijalankan.
–  Konflik kepentingan
Seorang ergonom setiap saat menghindari situasi dimana konflik kepentingan atau potensi konflik kepentingan mungkin timbul. Konflik kepentingan dapat mempengaruhi loyalitas ergonom terhadap klien. Seorang ergonom harus memberitahukan klien saat terjadi konflik kepentingan atau saat muncul potensi konflik kepentingan dengan segera ketika ia sadar dengan situasi tesebut; ergonomi akan perlu meminta izin untuk melanjutkan proyek atau tugasnya. Seorang ergonom akan bertindak untuk kepentingan klien secara umum dalam melaksanakan semua pekerjaan. Seorang ergonom harus menghindari  situasi di mana ada konflik kepentingan atau harus memberikan pengungkapan penuh konflik-konflik tersebut kepada semua pihak yang berpotensi terkena dampak. Seorang ergonom tidak akan bekerja pada proyek yang sama untuk dua atau lebih klien yang memiliki kepentingan bersaing.
Tanggung Jawab dan Kewajiban terhadap Masyarakat
–  Kewajiban Umum
Seorang ergonom harus bertindak dengan penuh kejujuran, integritas dan ketidakberpihakan dan menunjukkan kemampuannya setiap saat di dalam pekerjaan atau tugasnya.
–  Publisitas
Seorang ergonom dipersilahkan untuk mempresentasikan kompetensi dan keahliannya dalam iklan atau presentasi. Namun, ergonom tidak boleh: Mengklaim keterampilan yang dia tidak miliki. Memberikan presentasi yang menyesatkan.Melakukan tindakan yang merugikan kolega.Tanggung Jawab dan Kewajiban terhadap Profesi. Seorang ergonom harus selalu mencari cara untuk meningkatkan kompetensinya. Seorang ergonom akan memberikan kontribusi bagi perkembangan profesi ergonomi sebanyak mungkin misalnya: Dengan berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan rekan lain, Dengan memberikan pelatihan dan bimbingan ergonomi,Dengan berkontribusi kepada asosiasi profesi ergonom.
–  Tanggung Jawab dan Kewajiban terhadap Klien
Sesuai dengan tanggung jawab dan kewajibannya kepada orang lain, seorang ergonom harus bertindak untuk kepentingan klien dan dalam batas-batas kontrak atau perjanjian. Seorang ergonom wajib menyediakan informasi yang jelas kepada klien.
–  Tanggung Jawab dan Kewajiban terhadap Kolega
Saat seorang ergonom berhadapan dengan perbuatan yang salah dalam lingkup koleganya, dia harus mencoba mengatasi masalah tersebut langsung dengan pihak yang berkepentingan. Jika masalah tidak dapat diselesaikan melalui diskusi, dia harus menyerahkan masalah tersebut kepada pimpinan kolega. Apabila ada perbedaan pendapat, Seorang ergonom harus menghindari perbuatan atau perkataan yang dapat merusak reputasi kolega.
  1. ISTMI (Ikatan Sarjana Teknik Industri dan Manajemen Industri Indonesia)
ISTMI sebagai organisasi profesi dari disiplin Ilmu Teknik Industri (TI) dan Manajemen Industri (MI) di Indonesia lahir pada tanggal 22 Nopember 1986 di Jakarta. Kelahiran organisasi ini didasari atas pertimbangan bahwa profesi TI dan MI telah diterima di kalangan yang sangat luas sejak masuknya disiplin sekitar 16 tahun sebelumnya. Keberadaannya sudah menembus batas-batas konvensional keteknikan atau keindustrian.
Tamatan/alumni TI & MI bekerja di berbagai sektor industri, pelayanan, perbankan, informasi, konsultasi, pemerintahan, maupun pendidikan dan penelitian. Batasan sektor tidak ada lagi bagi alumni TI & MI yang menunjukkan diterimanya disiplin ini sebagai pencerminan diterimanya sikap pikir dan cara pikir kesisteman bagi tujuan optimasi sumber daya.
  1. Program Sertifikasi Insinyur Profesional-PII
Sebutan Profesi Persatuan Insinyur Indonesia (PII), dimulai oleh pengurus pusat masa bakti 1994 – 1999, menyelenggarakan apa yang disebut sebagai Program Insinyur Profesional. Dalam program ini akan diperkenalkan ke dalam masyarakat Sebutan (gelar) profesi yang baru, yaitu insinyur dan sertifikat keprofesionalan yang baru, yaitu Insinyur Profesional.
Seperti diketahui, ada perbedaan antara gelar akademis yaitu gelar yang diperoleh setelah menamatkan pendidikan akademis, seperti Sarjana Hukum (SH), atau Sarjana Farmasi (SF), serta Gelar Akademis lanjutan seperti S-2 (Magister) dan S-3 (Doktor) yang menunjukkan tingkat kemampuan akademis dan penelitian (riset), dengan sebutan profesi seperti misalnya Pengacara/Notaris/Jaksa/Hakim, atau Apoteker, yaitu sebutan bagi para penyandang gelar akademis yang mempraktekkan hasil pendidikan akademisnya itu sebagai profesinya sehari-hari. Dan umumnya sebutan profesi ini diperoleh setelah yang bersangkutan memenuhi beberapa persyaratan kemampuan dan pengalaman profesional yang ditambahkan atas pendidikan akademisnya.
Tujuan Dasar PII adalah, mampu memberikan pelayanan yang bermanfaat bagi para anggota, mampu melakukan pembinaan kemampuan profesional bagi para anggotanya sehingga setara dengan para Insinyur di negara lain, mampu memperjuangkan aspirasi dan melindungi kepentingan insinyur Indonesia sehingga hak dan kewajiban profesionalnya dapat terpenuhi dalam rangka berperan serta secara aktif dalam Pembangunan Nasional.
Pada dasarnya Sistem Sertifikasi ini merupakan pengakuan resmi atas kompetensi keprofesionalan seorang insinyur, yang sudah menempuh pendidikan sarjana teknik atau pertanian, serta sudah mengumpulkan pengalaman kerja yang cukup dalam bidang keinsinyuran yang ditekuninya. Dengan demikian masyarakat konsumen memperoleh perlindungan karena mereka yang sudah memperoleh sertifikat Insinyur Profesional adalah yang kompetensinya sudah benar-benar terbukti berdasarkan bakuan yang mengacu pada kaidah-kaidah internasional.
Sertifikat Insinyur Profesional diberikan dalam tiga jenis, yang sekaligus juga menunjukkan jenjang kompetensi yang dimilikinya. Paling awal adalah Insinyur Profesional Pratama, yaitu para insinyur yang sudah bekerja lebih dari tiga tahun sejak mencapai gelar kesarjanaannya dan sudah mampu membuktikan kompetensi keprofesionalannya.
Kedua adalah Insinyur Profesional Madya, yaitu para pemegang sertifikat Insinyur Profesional Pratama yang sudah bekerja dan membuktikan kompetensinya selama paling sedikit lima tahun setelah ia memperoleh sertifikat Insinyur Profesional Pratama. Terakhir adalah Insinyur Profesional Utama, yaitu para pemegang sertifikat Insinyur Profesional Madya yang telah bekerja dan membuktikan kompetensinya selama paling sedikit delapan tahun setelah ia memperoleh sertifikat Insinyur Profesional Madya, serta mempunyai reputasi keprofesionalan secara nasional.
Kode Etik Insinyur Indonesia
Insinyur memiliki kode etik di indonesia itu disebut “Catur Karsa Sapta Darma Insinyur Indonesia” dan kode etik insinyur itu diantaranya memiliki prinsip-prinsip dasar dan tuntunan sikap, diantaranya adalah:
– Mengutamakan keluhuran budi.
– Menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk kepentingan kesejahteraan umat
manusia.
– Bekerja secara sungguh-sungguh untuk kepentingan masyarakat, sesuai dengan tugas
dan tanggung jawabnya.
– Meningkatkan kompetensi dan martabat berdasarkan keahlian profesional keinsinyuran.
  1. Asosiasi Tenaga Teknik Indonesia (ASTTI)
Asosiasi Tenaga Teknik Indonesia (ASTTI) merupakan suatu asosiasi dimana setiap anggota ASTTI wajib selalu bersikap bertingkah laku dan bertindak berdasarkan etika umum seorang ahli pelaksana jasa konstruksi. Kode etik ASTTI antara lain.
–  Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai dasar Fundamental untuk mewujudkan manusia yang berjiwa Pancasila serta memiliki kesadaran Nasional yang tinggi, tunduk kepada perundang-undangan & peraturan yang berlaku serta menghindarkan diri dari perbuatan melawan hukum.
Kode Etik & Tata Laku
Untuk menjamin pelaksanaan tugas dengan sebaik-baiknya maka disusunlah ketentuan dasar Kode Etik dan Tata Laku Profesi yang wajib dipenuhi dan dilaksanakan oleh Anggota Asosiasi Tenaga Teknik Indonesia.
Kode Etik
Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai dasar Fundamental untuk mewujudkan manusia yang berjiwa Pancasila serta memiliki kesadaran Nasional yang tinggi, tunduk kepada perundang-undangan & peraturan yang berlaku serta menghindarkan diri dari perbuatan melawan hukum.
Tanggap terhadap kemajuan & senantiasa memelihara serta meningkatkan Kemampuan Teknis, Mutu, Keahlian & Pengabdian profesinya seiring dengan perkembangan teknologi.
Penuh rasa tanggung jawab serta selalu berusaha untuk meningkatkan pemahaman mengenai teknologi dan penerapannya yang tepat sebagai tuntutan dari keprofesionalan.
Disiplin serta berusaha agar pekerjaan yang dilaksanakannya dapat berdaya guna dan berhasil guna melalui proses persaingan yang sehat serta menjauhkan diri dari praktek/tindakan tidak terpuji yang mengakibatkan kerugian pihak lain.
Adil, Tegas, Bijaksana dan Arif serta Dewasa dalam membuat keputusan-keputusan keteknisan dengan berpedoman kepada Keselamatan, Keamanan, Kesehatan, Lingkungan, serta Kesejahteraan Masyarakat.
Setiap anggota ASTTI wajib selalu bersikap bertingkah laku dan bertindak berdasarkan etika umum seorang ahli pelaksana Jasa Konstruksi.
Tata Laku Profesi
Menjunjung tinggi kehormatan, kemuliaan dan nama baik profesi tenaga ahli pelaksana jasa konstruksi dalam hubungan kerjanya, baik dengan pihak pemberi tugas, sesama rekan seprofesi, sesama rekan Ahli profesi lain, pemerintah dan masyarakat.
Bertindak jujur, adil, lugas dan transparan dengan penuh dedikasi dalam memberikan pelayanan, baik kepada pengguna jasa maupun penyedia jasa lainnya tanpa merugikan para pemangku kepentingan lain termasuk pemerintah dan masyarakat. Saling bertukar pengetahuan dalam bidang keahlian secara wajar dengan sesama rekan seprofesi dan/atau ahli profesi lainnya.
Selalu meningkatkan pengertian dan apresiasi masyarakat terhadap  profesi ahli pelaksana jasa konstruksi profesionalisme pada khususnya dan profesi lain pada umumnya sehingga masyarakat dapat lebih menghayati peran dan hasil karya profesional ahli pelaksana jasa konstruksi.
Menghormati prinsip-prinsip pemberian imbalan jasa yang wajar, layak dan memadai bagi para ahli pelaksana jasa konstruksi profesional pada khususnya dan ahli-ahli lain pada umumnya.
Menghargai dan menghormati reputasi profesi rekan pelaksana jasa konstruksi profesional pada khususnya serta rekan ahli lain pada umumnya sesuai perjanjian kerja yang berhubungan dengan profesi     masing-masing Mendapatkan tugas berdasarkan standar keahlian, kemampuan dan standar kompetensi secara profesional tanpa    melalui jalan-jalan yang tidak wajar antara lain dengan cara menawarkan komisi atau mempergunakan pengaruh yang tidak pada tempatnya.
Bekerjasama sebagai pelaksana jasa konstruksi hanya dengan sesama rekan seprofesi tenaga ahli dan/atau rekan ahli profesional lain yang memiliki integritas yang tinggi.
Dalam melaksanakan tugasnya seorang pelaksana jasa konstruksi harus selalu menjaga etika profesi terutama dalam bertindak sebagai tumpuan kepercayaan pemberi tugas.
Seorang Anggota Asosiasi Tenaga Teknik Indonesia ( ASTTI ), dianggap tidak melaksanakan tugasnya secara profesional bilamana :
  1. Membocorkan dan/atau menyebar-luaskan hal-hal yang bersifat  pribadi dan rahasia bagi para pengguna jasa/pemberi tugas tanpa seijin yang bersangkutan;
Menerima pekerjaan dimana pekerjaan tersebut (technical     Unqualified Job) secara teknis tidak memenuhi persyaratan;
Melakukan pekerjaan dan/atau mempunyai perjanjian dengan pihak  lain yang dapat mengganggu objektifitas dan independensinya   dilihat dari kepentingan pengguna jasa/pemberi tugas.
Tidak membicarakan dan menyepakati terlebih dahulu dengan     pihak pengguna jasa/pemberi tugas tentang besaran dan perhitungan     imbalan jasa bagi tenaga ahlinya maupun biaya-biaya lain;
Melakukan hal-hal yang merendahkan harkat dan martabat sebagai   pelaksana jasa konstruksi;
–  Tanggap terhadap kemajuan & senantiasa memelihara serta meningkatkan Kemampuan Teknis, Mutu, Keahlian & Pengabdian profesinya seiring dengan perkembangan teknologi.
–  Penuh rasa tanggung jawab serta selalu berusaha untuk meningkatkan pemahaman mengenai teknologi dan penerapannya yang tepat sebagai tuntutan dari keprofesionalan.
–  Disiplin serta berusaha agar pekerjaan yang dilaksanakannya dapat berdaya guna dan berhasil guna melalui proses persaingan yang sehat serta menjauhkan diri dari praktek/ tindakan tidak terpuji yang mengakibatkan kerugian pihak lain.
–  Adil, Tegas, Bijaksana dan Arif serta Dewasa dalam membuat keputusan-keputusan keteknisan dengan berpedoman kepada Keselamatan, Keamanan, Kesehatan, Lingkungan, serta Kesejahteraan Masyarakat.

Etika Profesi

1. Berikut adalah 5 contoh karakter yang tidak beretika dalam kehidupan sehari-hari:
  • "Maaf", "Tolong", dan "Terima Kasih"
3 kata tersebut meskipun sederhana terdengarnya, namun sangat berpengaruh terhadap penilaian orang lain terhadap kita. Sebagai contoh: "Eh, ambilin pulpen gue dong" ketika kita mendengar ucapan seperti itu tanpa menyebutkan kata tolong apakah kita merasa dihargai? Kemudian "ah gitu aja lama" ketika sudah kita lakukan bahkan kita menerima ucapan terima kasihpun tidak, apakah kita merasa dihargai? Selanjutnya "sori ye, disuruh gitu aja cemberut" setelah kita mendengar kata itu tanpa ada kata maaf apakah kita merasa dihargai? Tentu tidak, karena tidak ada niat ataupun rasa ingin meminta maaf sama sekali dalam dirinya. Maka dari itu kata "Maaf", "Tolong", dan "Terima Kasih" sangat mempengaruhi penilaian seseorang terhadap diri kita sendiri.
  • Memperbanyak mendengar dibandingkan dengan berbicara
Didalam sebuah rapat maupun forum, selalu terjadi sebuah perbedaan dalam argumennya dan hal ini yang menyebabkan semua orang ikut berbicara untuk mengemukakan argument masing-masing tanpa mendengarkan argumen orang lain. Hal ini yang membuat kita tidak bisa menemukan mana yang benar dan mana yang salah. Maka dari itu etika untuk lebih banyak mendengarkan sangat diperlukan, tetapi bukan berarti tidak ikut berbicara. Dengan mendengarkan, kita dapat menyaring dan menerima banyak informasi dari orang lain, maka dari itu kita bisa menyimpulkan dari informasi-informasi yang kita dapatkan.
  • Menjadi penengah dalam sebuah pertikaian, bukan pengadu domba
Disuatu ketika akan ada saatnya kita berada diantara sebuah pertikaian. Maka dari itu, peran kita sebagai penengah ataupun penenang sangat dibutuhkan. Semua masalah tentu akan ada solusinya dan perlu dibicarakan dengan hati yang tenang. Jika kita juga lebih mementingkan ego kita, maka permasalahanpun tidak akan segera selesai justru akan semakin besar.
  • Rendah hati ketika saran yang kita kemukakan benar
Ketika saran kita benar maka merendah hatilah, karena tanpa harus kita tekankan bahwa saran kita benar orang lainpun akan segera menyadarinya. Apabila kita menjadi orang yang sok pintar ketika saran yang kita berikan benar, maka akan menimbulkan sifat yang terkesan sombong yang justru akan membuat orang lain tidak nyaman dengan diri kita.
  • Menghargai usaha orang lain dalam hal apapun itu
Mungkin tanpa kita sadari sebagian dari kita akan menyebutkan hal spontan yang mungkin akan menyakiti hati orang lain. Ketika ada seseorang yang ingin meminta pendapat kita, maka kita diwajibkan untuk menjawab dengan kata yang halus agar tidak menyakiti perasaan orang lain. Meskipun mungkin kita kurang menyukai usaha orang lain entah dari prosesnya maupun hasilnya, maka sebaiknya kita

2. Berikut ini adalah 5 aktivitas yang tidak beretika professional dalam bekerja.
  • Terlalu banyak browsing saat bekerja
Fasilitas yang diberikan oleh perusahaan harus digunakan dengan baik dan juga sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Jika melakukan browsing diluar pekerjaan sama saja dengan memntingkan kebutuhan dirinya sendiri didalam suatu kepentingan perusahaan. Hal ini sama dengan aktivitas yang tidak ber-etika dalam bekerja sebagai sarjana teknik industri.
  • Tidak memelihara silaturahmi dengan sesama pegawai perusahaan
Hubungan yang baik dengan sesama pegawai sangatlah penting, karena dalam perusahaan dituntut untuk bekerja secara tim bukan mengandalkanka skill individual. Jika silaturahmi tidak terjalin dengan baik dalam perusahaan, maka akan menyebabkan akibat yang fatal pula bagi perusahaan.
  • Rakus
Sikap ini sangat tidak diperkenankan pada suatu perusahaan. Sikap rakus ini tentu saja sangat tidak ber-etika, karena jika sikap rakus ini berkembang akan menjadi masalah besar bagi perusahaan.
  • Tidak menunjukan antusiasme
Ketika diberi tugas yang menumpuk oleh pimpinan dalam perusahaan terima saja dan jangan sampai menunjukan sikap ataupun raut wajah yang tidak terima, karena mungkin saja itu adalah kesempatan yang baik untuk mendapatkan promosi untuk kedepannya.
  • Tidak bertanya maupun mengungkapkan ide
Diskusi merupakan hal penting dalam perusahaan sebelum melakukan program kerja. Diskusi sangat penting dilakukan karena pada saat diskusi inilah semua orang bisa menuangkan ide dan dapat mengevaluasi yang perlu diperbaiki. Sikap pasif pada saat diskusi sangat tidak diperkenankan karena mungkin saja aka nada informasi yang tidak kita mengerti, maka dari itu bertanyalah jika memang ada informasi yang tidak dimengerti.

3. Pentingnya memahami etika profesi bagi sarjana teknik industri.
  • Etika dalam suatu profesi mensyaratkan bahwa seseorang harus memiliki keahlian didalam bidangnya. Jika memang keahlian tersebut belum dimiliki, maka harus mengikuti pelatihan secara intensif sebelum memasuki profesi tersebut. Spiritual, teknologi, intelektual, dan emosional merupakan karakteristik professional yang bertugas memberikan nasehat dan bantuan menyangkut bidang keahliannya yang rata-rata tidak diketahui atau dipahami orang awam.

4. Berikut organisasi yang relevan untuk prodi teknik industri selain PII.
  • IIE (Institute of Industrial and System Engineering)
Institute of Industrial Engineers (IIE) adalah lembaga profesional yang berdedikasi semata-mata untuk mendukung profesi teknik industri dan individu yang terlibat dengan meningkatkan kualitas dan produktivitas. Lembaga ini didirikan pada 1948 dan disebut American Institute of Industrial Engineers sampai 1981, ketika nama ini diubah untuk mencerminkan basis keanggotaan internasionalnya. Anggota termasuk mahasiswa baik dan kaum profesional. IIE menyelenggarakan konferensi regional dan nasional tahunan di Amerika Serikat. IIE bermarkas di Amerika Serikat di Norcross, Georgia, pinggiran yang terletak di timur laut Atlanta.
  • Perhimpunan Ergonomi Indonesia

Perhimpunan ergonomi Indonesia (PEI) adalah organisasi profesi tingkat nasional yang beranggotakan para pakar, pemakai dan peminat ergonomi di berbagai bidang yang bersama-sama berhimpun dalam suatu wadah untuk menggalang kemampuan dalam bidangnya masing-masing membina Ergonomi baik dalam keilmuan maupun dalam pemakaiannya sehingga potensi Ergonomi dalam Pembangunan Nasional dapat lebih digali dan diwujudkan secara nyata. PEI berpusat di bandung dan didirikan oleh peserta Pertemuan Nasional Ergonomi pada tanggal 10 Oktober 1987, bertempat di Gedung Labolatorium Teknologi 111 Institut Teknologi Bandung.

Minggu, 06 November 2016

Bentuk pemasaran waralaba, pemasaran langsung, dan multi level marketing

Waralaba, Pemasaran Langsung, dan Multi Level Marketing


Definisi:
Waralaba atau franchising (dalam bahasa Inggris) atau franchise (dalam Bahasa Perancis) yang berarti hak atau kebebasan yaitu hak-hak untuk menjual suatu produk atau jasa maupun layanan. Sedangkan menurut versi pemerintah Indonesia, waralaba adalah perikatan yang salah satu pihaknya diberikan hak memanfaatkan dan atau menggunakan hak dari kekayaan intelektual (HAKI) atau pertemuan dari ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak lain tersebut dalam rangka penyediaan atau penjualan barang dan jasa. Sedangkan menurut Asosiasi Franchise Indonesia, yang dimaksud dengan waralaba ialah suatu sistem pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan akhir dengan pengwaralaba (franchisor) yang memberikan hak kepada individu atau perusahaan untuk melaksanakan bisnis dengan merek, nama, sistem, prosedur dan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu tertentu meliputi area tertentu.

Pemasaran langsung atau sering juga disebut dengan Direct Marketing adalah bentuk promosi dengan cara memasarkan barang atau jasa secara langsung, agar mendapatkan tanggapan secara langsung pula dari para konsumen. Pemasaran langsung tidak harus bertatapn muka secara langsung tetapi pemasarannya ditujukan kepada konsumen secara langsung. Pemasaran langsung ini bisa melalui penggunaan surat, telepon, faksimil, e-mail, dan alat penghubung nonpersonal lain untuk berkomunikasi secara langsung dengan calon pelanggan tertentu.

Multi Level Marketing atau yang sering kita sebut dengan MLM ini adalah suatu strategi pemasaran dimana tenaga penjual (sales) tidak hanya mendapatkan kompensasi atas penjualan yang mereka hasilkan, tetapi juga atas hasil penjualan sales lain yang mereka rekrut. Tenaga penjual yang direkrut tersebut dikenal dengan anggota atau downline. Istilah lain yang digunakan untuk MLM adalah penjualan piramida, pemasaran jaringan, dan pemasaran berantai. Menurut Komisi Perdagangan Federal Amerika Serikat, beberapa perusahaan yang menggunakan sistem pemasaran berjenjang telah mengeksploitasi anggota jaringan mereka dan tidak sesuai dengan skema piramida. Pada umumnya, tenaga penjual menjual produk perusahaan secara langsung kepada konsumen yang merupakan orang terdekat atau melalui pemasaran dari mulut-ke-mulut. Beberapa pihak menggunakan istilah penjualan langsung sebagai sinonim untuk MLM, meskipun pada kenyataannya MLM hanyalah salah satu bentuk dari penjualan langsung.

Kelebihan dan Kekurangan:
Waralaba:
·         Kelebihan:
1.      Manajemen bisnis telah terbangun.
Bisnis waralaba memberikan keuntungan untuk berbisnis di bawah bendera bisnis lain yang sudah memiliki reputasi yang bagus. Ide, penamaan dan manajemen suatu bisnis telah di uji coba sebelumnya dan siap untuk di implementasikan pada lokasi yang baru.
2.      Sudah dikenal masyarakat.
Pemasaran bisnis waralaba cenderung lebih mudah, karena bisnis sebelumnya lebih terdahulu di kenal masyarakat. Dengan kata lain, biaya dan tenaga yang diperlukan untuk membangun reputasi bisnis tersebut jauh lebih sedikit dibandingkan dengan membangun bisnis baru.
3.      Manajemen finansial yang lebih mudah.
Investor cenderung lebih suka untuk memberikan modal pada bisnis yang telah kokoh dari segi finansial dan jaringan pemasaran. Dengan menggunakan bisnis waralaba, sistem manajeman finansial telah di tetapkan oleh pemilik waralaba utama, sehingga kita tidak perlu dipusingkan lagi dengan manajemen finansial seperti membangun bisnis baru.
4.      Kerjasama bisnis telah terbangun.
Orang yang membeli waralaba bisa mendapatkan keuntungan kerjasama yang telah terbangun sebelumnya oleh pemilik waralaba. Contohnya kerjasama dengan pemasok bahan baku, pihak periklanan dan juga pemasaran.
5.      Dukungan dan keamanan yang lebih kuat.
Pemilik waralaba biasanya akan memberikan pelatihan seperti manajemen finansial, pemasaran, periklanan dan lain lain. Hal – hal seperti ini biasanya sudah termasuk dalam paket pembelian waralaba.
6.      Mendapatkan keutungan yang lebih besar.
Banyak orang berpikir bahwa keuntungan dari bisnis waralaba adalah mendapatkan keuntungan lebih besar karena brand telah dikenal banyak orang. Tapi pada kenyataannya, hal ini tidak selalu terjadi. Biaya yang dikeluarkan oleh pembeli waralaba kepada pihak pemilik waralaba tentunya dipotong dari keuntungan yang didapat. Pembeli waralaba akan mendapatkan banyak kemudahan di saat-saat awal usaha, tapi untuk jangka panjang, para pemilik waralaba kadang menemukan bahwa memulai bisnis sendiri mungkin akan jauh lebih menguntungkan.
·         Kekurangan:
1.      Kurang kendali.
Salah satu kekurangan dari bisnis waralaba adalah kurangnya kendali dari pembeli waralaba terhadap bisnisnya sendiri, karena semua sistem telah ditentukan oleh pemilik waralaba. Sehingga ruang gerak pembeli waralaba sangat terbatas. Ide-ide untuk berkreatifitas pun terkadang tidak bisa diaplikasikan, karena adanya perjanjian-perjanjian khusus.
2.      Sangat terikat dengan supplier.
Untuk mendapatkan keuntungan yang mencukupi, tentunya setiap pengusaha menginginkan modal yang kecil. Salah satu caranya adalah mencari supplier yang murah. Dengan menggunakan sistem waralaba, pihak pemasok barang pun telah ditentukan. Sehingga kita tidak bisa memilih lagi supplier yang lebih murah.
3.      Ketergantungan pada reputasi waralab lain.
Salah satu kekurangan terbesar dari waralaba adalah tergantungnya reputasi waralaba terhadap waralaba yang lain. Jika waralaba yang lain melakukan kesalahan yang mengakibatkan rusaknya reputasi, maka hal ini juga akan mempengaruhi waralaba yang anda kelola.
4.      Biaya waralaba.
Pihak pemilik waralaba akan mengajukan biaya awal untuk membeli perjanjian waralaba. Kemudian biaya lanjutan untuk pelatihan dan dukungan bagi para pembeli waralaba.
5.      Pemotongan keuntungan.
Pembeli waralaba di haruskan untuk membayar royalti dari sejumlah keuntungan yang didapatkan. Jika keuntungan yang didapatkan sedikit, berarti keuntungan tersebut akan dipotong untuk menutupi biaya ini.

Pemasaran langsung:
·         Kelebihan:
1.      Targeting.
Targeting merupakan suatu strategi untuk memilih, menyeleksi dan menjangkau suatu pasar. Dengan Direct Marketing diharapkan suatu produk/jasa dapat menjangkau target pasarnya.
2.      Cost effective.
Biaya yang dikeluarkan jauh lebih efektif mengingat penjualan yang dilakukan adalah penjualan yang berulang (repeat sales) dengan target pasar yang cukup jelas.
3.      Flexibility.
Direct marketing dapat dilakukan melalui berbagai jenis bentuk media.
4.      Control & Accountability.
Direct Marketing akan mudah dihitung respon yang muncul dari kegiatan marketing disamping dapat mempermudah pembuatan anggaran promosi
5.      Measures of Effectiveness.
Dengan direct marketing media, feedback dapat diperoleh langsung dari konsumen.
6.      Opportunity to Test.
Kegiatan riset harga, promosi,dan penentuan waktu dapat dengan mudah dilakukan.
7.      Consumer Database.
Database konsumen dapat dengan mudah dibentuk dalam Direct Marketing sehingga dapat diraih penjualan yang berulang dari satu pelanggan.
·         Kekurangan:
1.      Image factors.
Direct Marketing yang dilakukan lewat pengiriman surat misalnya, konsumen yang ditelepon setiap saat ataupun penawaran lewat sales dapat menimbulkan citra negatif dimata konsumen terutama saat konsumen membutuhkan privacy atau tidak mau diganggu. Peran perusahaan dalam melihat saat yang tepat bagi konsumen merupakan solusi masalah ini.
2.      Ketepatan.
Tingkat ketepatan daftar yang digunakan untuk menunjuk target market yang dituju terkadang terlalu rendah, karena daftar yang digunakan tidak sesuai dengan target market yang disasar oleh perusahaan.
3.      Content Support.
Untuk melaksanakan Direct Marketing diperlukan fasilitas dan sarana yang harus memadai.
4.      Rising costs.
Semakin lama harga-harga untuk iklan yang menggunakan media direct mail makin mahal, sehingga banyak yang beralih menggunakan media internet.

Multi Level Marketing:
·         Kelebihan:
1.      Multi Level Marketing menyediakan penghasilan tanpa batas.
2.      Multi Level Marketing mengatasi keterbatasan pendidikan.
3.      Multi Level Marketing menyediakan jenjang karir.
4.      Multi Level Marketing memberikan nilai-nilai spiritual.
5.      Multi Level Marketing membangun mentalitas.
6.      Multi Level Marketing memperkokoh tingkat emosional.
7.      Multi Level Marketing membangun kesehatan.
8.      Multi Level Marketing dapat meningkatkan persaudaraan.
9.      Multi Level Marketing dapat memberikan kebebasan waktu.
10.  Multi Level Marketing memberikan kesempatan pension.
·         Kekurangan:
1.      Harga produk yang lebih mahal.
2.      Devisa negara semakin hilang.
3.      Mengganggu orang lain.
4.      Sistem dengan penghasilan yang sangat menggiurkan. Hal ini membuat orang-orang menjadi tertarik, namun akan gagal jika tidak mampu menjalani sistem dengan baik.

Contoh usaha yang sukses menggunakan teknik waralaba, pemasaran langsung, dan multi level marketing:
Waralaba:
Pecel lele lela
Pecel lele lela mengajak pebisnis kuliner sejati yang beminat bergabung untuk memahami dan mencintai bisnis kuliner masakan Indonesia. Pecel lele lela mengharapkan franchisee yang memahami pentingnya pelayanan kepada pelanggan, berinovasi, kreatif dan berpola pikir yang kopetitif dibisnis kuliner.
Agar dapat bekerja sama dengan pecel lele lela hanya perlu menyiapkan:
·         Franchise fee senilai Rp. 100 juta selama 5 tahun.
·         Deposite fee Rp. 30 juta.
·         Royalty fee sebesar 5% dari omset setiap bulan.
·         Modal investasi Rp. 300 - 400 juta (tidak termasuk sewa bangunan).
Pecel lele lela akan memberikan fasilitas ekslusif berupa:
·         Suplai bahan baku.
·         Dukungan training Sumber Daya Manusia.
·         Dukungan desain marketing promo.
·         Prosedur Standar Operasional (SOP).
·         Management of Business Assistant (MBA LELA) outlet.

Pemasaran langsung:
Unilever
Seperti yang telah kita ketahui, bahwa Unilever adalah suatu perusahaan multinasional yang memproduksi barang-barang untuk memenuhi kebutuhan akan nutrisi, kesehatan, dan perawatan pribadi sehari-hari dengan produk-produk yang membuat para pemakainya merasa nyaman, berpenampilan baik, dan lebih menikmati kehidupan. Unilever dalam persaingannya menggunakan strategi pemasaran langsung dimana pemasarannya menggunakan surat, telepon, faksimil, e-mail, dan alat penghubung nonpersonal lain untuk berkomunikasi secara langsung dengan calon pelanggan tertentu. Seiring perkembangan jaman, media yang digunakanpun semakin canggih dan memudahkan produsen dengan konsumen dalam transaksi jual beli, maka strategi pemasaran yang digunakan oleh Unilever dapat dirumuskan sebagai berikut:
·         Advertising.
·         Consumer Sales Promotion.
·         Trade Promotion and Co-Marketing.
·         Packaging. Point Of Purchase.
·         Personal Selling.
·         Public Relations.
·         Brand Publicity.
·         Corporate Advertising.
·         The Internet.
·         Direct Marketing.
·         Experiantial Contact: Event, sponsorship
·         Costumer Service.
·         Word Of Mouth.

Multi level Marketing:
PT. Citra Nusa Insan Cemerlang (CNI)
PT. Citra Nusa Insan Cemerlang atau sering disingkat menjadi CNI adalah salah satu perusahaan multi level marketing tertua di Indonesia. CNI berdiri pada tahun 1993 dengan menjual produk kesehatan, namun saat ini CNI menjual produk lainnya dengan menggunakan sistem multi level marketing ini. Dalam RPU CNI, terdapat 8 tingkatan jenjang karier yang bisa diraih oleh mitra usaha CNI. Secara berurutan, jenjang karier/posisi di CNI ialah User (Keanggotaan Non Distributor), Distributor, Gold Distributor, Ruby Distributor, Pearl Distributor, Diamond Distributor, Double Diamond Distributor serta yang tertinggi adalah Crown Distributor. Selain itu, sebagai mitra usaha CNI, mereka berkesempatan meraih berbagai keuntungan.