Peran
Pemuda Di Masyarakat Selain Menuntut Ilmu
Lingkungan
hidup menjadi bagian penting bagi hidup manusia karena fungsinya
sebagai tempat hidup bagi makhluk hidup termasuk manusia itu sendiri.
Sejak pengelolaan lingkungan hidup berorientasi kepada ekonomi, manusia
cenderung melakukan tindakan-tindakan eksploratif terhadap lingkungan hidup. Untuk
memenuhi kepentingannya, manusia seringkali melakukan dosa-dosa terhadap
lingkungan hidup
(environmental sins). Perkotaan sebagai lingkungan hidup bagi sebagian besar manusia saat ini, mengalami
penurunan mutu yang terus meningkat dari tahun ketahunnya. Pada
awalnya, lingkungan hidup menghadapi masalah-masalah alami dimana
peristiwa itu terjadi karena proses alami bukan karena faktor manusia.
Proses ini tidak menimbulkan
akibat yang berdampak signifikan bagi tata lingkungan itu sendiri dan kemudian dapat diperbaiki
secara alami. Manusia sebagai unsur lingkungan hidup mempunyai
peran signifikan dalam penurunan mutu lingkungan hidup, bahkan dapat dikatakan bahwa masalah-masalah
lingkungan hidup yang lahir karena faktor manusia jauh lebih besardan rumit dibandingkan
dengan faktor alam itu sendiri. Generasi muda sebagai
penerus peradaban manusia mempunyai peranan yang sangat krusial dalam mengelola mutu lingkungan
hidup menjadi lebih baik. Generasi muda khususnya mahasiswa
yang sebagian besar menuntut ilmu di perkotaan patut menyadari hak, kewajiban, dan kekuasaannya
dalam mengelola lingkungan hidup perkotaan itu sendiri agar mutunya dapat
meningkat sehingga menjaga lingkungan hidup perkotaan tetap menjadi lingkungan
hidup yang nyaman untuk ditinggali.
Lingkungan HidupDi Mata Mahasiswa
Sebagai Generasi Muda
Generasi
muda memiliki peranan dalam berbagai bidang, salah satunya
mengenai pengelolaan lingkungan hidup. Sayangnya, saat ini peranan tersebut tidak terwujudkan
secara baik. Dewasa ini, generasi muda khususnya para mahasiswa seakan
lepas tanggung jawab mengenai persoalan lingkungan hidup. Tidak ada rasa
memiliki dan peran mahasiswa dalam
peningkatan mutu pengelolaan lingkungan hidup perkotaan. APSARI. DEWI.KHUSNA semakin
tinggi angka mobilitas seiring bertambahnya kegiatan mahasiswa itu
sendirimerupakan beberapa alasan mereka untuk tidak “menyentuh” persoalan
lingkungan hidup. Pada dasarnya, lingkungan hidup adalah
cerminan manusia dalam memperlakukan bumi. Jika keadaan
lingkungan hidup di bumi kurang baik, artinya tindakan
kita sebagai manusia dapat dinilai kurang memperhatikan kondisi lingkungan
hidup dunia ini.
Sikap para mahasiswa yang kurang peduli ini bukan semata-mata penyebab dari rusaknya
kondisi lingkungan hidup, namun lebih kepada kesadaran dari tiap-tiap manusia
dalam merawat lingkungan hidup. Semua memiliki andil dalam memelihara
kelestariannya, termasuk pemerintah. Di sisi lain, terdapat kelompok mahasiswa
yang benar-benar memiliki sikap pro terhadap kelestarian lingkungan hidup.
Kelompok ini melakukan beberapa aksi sebagai upaya melestarikan lingkungan
hidup. Salah satunya adalah aksi yang dilakukan oleh organisasi mahasiswa
Kelompok Pecinta Alam (KPA) Kabupaten Garut, yaitu dengan aksi teaterikal yang
menggambarkan dampak terjadi jika lingkungan hidup di dunia dirusak oleh
tangan-tangan manusia, seperti banjir, kelaparan, dan banyak hal lainnya. KPA
berpendapat bahwa sebagai generasi penerus, para mahasiswa benar-benar perlu
menjaga keseimbangan lingkungan hidup, hal yang paling sederhana adalah tidak
dengan membuang sampah secara sembarangan. Contoh aksi lainnya adalah seminar
lingkungan hidup dan penanaman pohon yang dilakukan oleh mahasiswa program
studi Geografi Universitas Syiah Kuala. Seperti tujuan aksi sebelumnya, seminar
bertemakan One HouseOne Tree dilakukan sebagai upaya dalam
meningkatkan pengetahuan mahasiswa pada khususnya mengenai pentingnya menjaga
lingkungan. Aksi berupa penanaman pohon dianggap sebagai bukti nyata dari
mahasiswa dalam menjaga lingkungan serta bentuk aplikasi dari tridarma
perguruan tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat. Melalui pengabdian
masyarakat ini, para mahasiswa mensosialisasikan akan pentingnya menjaga
lingkungan dan sebagai langkah awal menuju kondisi lingkungan hidup yang lebih
baikdi masa mendatang.
Melalui
pengamatan perilaku diatas, dapat disimpulkan bahwa terdapat dua kelompok
mahasiswa dengan sudut pandang yang berbeda dalam menanggapi
persoalan lingkungan hidup. Kelompok satu merupakan tipe mahasiswa yang
seolah “mati” terhadap persoalan lingkungan hidup yang ada di Indonesia.
Mereka merupakan tipe manusia yang berpikir bahwa lingkungan hidup merupakan
tempat tinggal semata. Bagi mereka lingkungan hidup hanya dianggap sebagai
benda yang dapat bertahan sendiri (seperti layaknya manusia) dan bukan sesuatu
yang perlu dipersoalkan. Di sisi lain, terdapat kelompok dengan tipe mahasiswa
yang berupaya dalam melestarikan lingkungan hidup melalui berbagai aksi
nyata, berupa seminar, sosialisasi, dan sebagainya. Aksi-aksi semacam ini
berkaitan dengan pengabdian masyarakat dari para mahasiswa untuk rakyat. Hal
ini mengindikasikan bahwa tidak semua mahasiswa enggan untuk berurusan langsung
mengenai kehidupan masyarakat. Selain itu, pengabdian masyarakat ini membentuk
mental para mahasiswa agar tidak lupa diri atas jabatan mahasiswanya dan lupa
untuk berbagi ilmu kepada masyarakat disekitarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar