Jumat, 07 November 2014

Peran Pemuda Di Masyarakat Selain Menuntut Ilimu

Peran Pemuda Di Masyarakat Selain Menuntut Ilmu
Lingkungan hidup menjadi bagian penting bagi hidup manusia karena fungsinya sebagai tempat hidup bagi makhluk hidup termasuk manusia itu sendiri. Sejak pengelolaan lingkungan hidup berorientasi kepada ekonomi, manusia cenderung melakukan tindakan-tindakan eksploratif terhadap lingkungan hidup. Untuk memenuhi kepentingannya, manusia seringkali melakukan dosa-dosa terhadap lingkungan hidup (environmental sins). Perkotaan sebagai lingkungan hidup bagi sebagian besar manusia saat ini, mengalami penurunan mutu yang terus meningkat dari tahun ketahunnya. Pada awalnya, lingkungan hidup menghadapi masalah-masalah alami dimana peristiwa itu terjadi karena proses alami bukan karena faktor manusia. Proses ini tidak menimbulkan akibat yang berdampak signifikan bagi tata lingkungan itu sendiri dan kemudian dapat diperbaiki secara alami. Manusia sebagai unsur lingkungan hidup mempunyai peran signifikan dalam penurunan mutu lingkungan hidup, bahkan dapat dikatakan bahwa masalah-masalah lingkungan hidup yang lahir karena faktor manusia jauh lebih besardan rumit dibandingkan dengan faktor alam itu sendiri. Generasi muda sebagai penerus peradaban manusia mempunyai peranan yang sangat krusial dalam mengelola mutu lingkungan hidup menjadi lebih baik. Generasi muda khususnya mahasiswa yang sebagian besar menuntut ilmu di perkotaan patut menyadari hak, kewajiban, dan kekuasaannya dalam mengelola lingkungan hidup perkotaan itu sendiri agar mutunya dapat meningkat sehingga menjaga lingkungan hidup perkotaan tetap menjadi lingkungan hidup yang nyaman untuk ditinggali.

Lingkungan HidupDi Mata Mahasiswa Sebagai Generasi Muda
Generasi muda memiliki peranan dalam berbagai bidang, salah satunya mengenai pengelolaan lingkungan hidup. Sayangnya, saat ini peranan tersebut tidak terwujudkan secara baik. Dewasa ini, generasi muda khususnya para mahasiswa seakan lepas tanggung jawab mengenai persoalan lingkungan hidup. Tidak ada rasa memiliki dan peran mahasiswa dalam peningkatan mutu pengelolaan lingkungan hidup perkotaan. APSARI. DEWI.KHUSNA semakin tinggi angka mobilitas seiring bertambahnya kegiatan mahasiswa itu sendirimerupakan beberapa alasan mereka untuk tidak “menyentuh” persoalan lingkungan hidup. Pada dasarnya, lingkungan hidup adalah cerminan manusia dalam memperlakukan bumi. Jika keadaan lingkungan hidup di bumi kurang baik, artinya tindakan kita sebagai manusia dapat dinilai kurang memperhatikan kondisi lingkungan hidup dunia ini. Sikap para mahasiswa yang kurang peduli ini bukan semata-mata penyebab dari rusaknya kondisi lingkungan hidup, namun lebih kepada kesadaran dari tiap-tiap manusia dalam merawat lingkungan hidup. Semua memiliki andil dalam memelihara kelestariannya, termasuk pemerintah. Di sisi lain, terdapat kelompok mahasiswa yang benar-benar memiliki sikap pro terhadap kelestarian lingkungan hidup. Kelompok ini melakukan beberapa aksi sebagai upaya melestarikan lingkungan hidup. Salah satunya adalah aksi yang dilakukan oleh organisasi mahasiswa Kelompok Pecinta Alam (KPA) Kabupaten Garut, yaitu dengan aksi teaterikal yang menggambarkan dampak terjadi jika lingkungan hidup di dunia dirusak oleh tangan-tangan manusia, seperti banjir, kelaparan, dan banyak hal lainnya. KPA berpendapat bahwa sebagai generasi penerus, para mahasiswa benar-benar perlu menjaga keseimbangan lingkungan hidup, hal yang paling sederhana adalah tidak dengan membuang sampah secara sembarangan. Contoh aksi lainnya adalah seminar lingkungan hidup dan penanaman pohon yang dilakukan oleh mahasiswa program studi Geografi Universitas Syiah Kuala. Seperti tujuan aksi sebelumnya, seminar bertemakan One HouseOne Tree dilakukan sebagai upaya dalam meningkatkan pengetahuan mahasiswa pada khususnya mengenai pentingnya menjaga lingkungan. Aksi berupa penanaman pohon dianggap sebagai bukti nyata dari mahasiswa dalam menjaga lingkungan serta bentuk aplikasi dari tridarma perguruan tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat. Melalui pengabdian masyarakat ini, para mahasiswa mensosialisasikan akan pentingnya menjaga lingkungan dan sebagai langkah awal menuju kondisi lingkungan hidup yang lebih baikdi masa mendatang.
Melalui pengamatan perilaku diatas, dapat disimpulkan bahwa terdapat dua kelompok mahasiswa dengan sudut pandang yang berbeda dalam menanggapi persoalan lingkungan hidup. Kelompok satu merupakan tipe mahasiswa yang seolah “mati” terhadap persoalan lingkungan hidup yang ada di Indonesia. Mereka merupakan tipe manusia yang berpikir bahwa lingkungan hidup merupakan tempat tinggal semata. Bagi mereka lingkungan hidup hanya dianggap sebagai benda yang dapat bertahan sendiri (seperti layaknya manusia) dan bukan sesuatu yang perlu dipersoalkan. Di sisi lain, terdapat kelompok dengan tipe mahasiswa yang berupaya dalam melestarikan lingkungan hidup melalui berbagai aksi nyata, berupa seminar, sosialisasi, dan sebagainya. Aksi-aksi semacam ini berkaitan dengan pengabdian masyarakat dari para mahasiswa untuk rakyat. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak semua mahasiswa enggan untuk berurusan langsung mengenai kehidupan masyarakat. Selain itu, pengabdian masyarakat ini membentuk mental para mahasiswa agar tidak lupa diri atas jabatan mahasiswanya dan lupa untuk berbagi ilmu kepada masyarakat disekitarnya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar