Rabu, 11 Juni 2014

Sinopsis Film Garuda Di Dadaku

Salah satu film yang menggambarkan cinta tanah air adalah film Garuda di Dadaku. Film ini mengisahkan perjuangan seorang anak yang sangat mendambakan menjadi pesepak bola profesional Indonesia. Keandalan bermain bola melekat sejak kecil. Dia mendapat warisan kuat dari ayahnya yang dulu pemain bola nasional. Namun, meraih impian tak selamanya berjalan mulus. Rintangan justru datang dari orang yang dihormati dan dicintai. Kakeknya.
Bayu, yang masih duduk di kelas 6 Sekolah Dasar, memiliki satu mimpi dalam hidupnya: menjadi pemain sepak bola hebat. Setiap hari dengan penuh semangat, ia menggiring bola menyusuri gang-gang di sekitar rumahnya sambil mendribble bola untuk sampai ke lapangan bulu tangkis dan berlatih sendiri di sana. Heri, sahabat Bayu penggila bola, sangat yakin akan kemampuan dan bakat Bayu. Dialah motivator dan “pelatih” cerdas yang meyakinkan Bayu agar mau ikut seleksi untuk masuk Tim Nasional U-13 yang nantinya akan mewakili Indonesia berlaga di arena internasional. Namun Pak Usman, kakek Bayu, sangat menentang impian Bayu karena baginya menjadi pemain sepak bola identik dengan hidup miskin dan tidak punya masa depan. Dibantu teman baru bernama Zahra yang misterius, Bayu dan Heri harus mencari-cari berbagai alasan agar Bayu dapat terus berlatih sepak bola. Tetapi hambatan demi hambatan terus menghadang mimpi Bayu, dan bahkan persahabatan tiga anak itu terancam putus. Terlalu mulukkah impian Bayu untuk menjadi pemain sepak bola yang hebat.
 Seoarang anak yang berjuang untuk menjadi pesepak bola professional Setiap manusia tentu mempunyai cita-cita. Bayu, tokoh utama film ini punya keinginan yang sederhana. Ia ingin menjadi pemain sepakbola yang andal. Sedemikian merasuknya cita-cita itu, Bayu pun bermimpi bermain bal-balan bersama ayahnya yang telah meninggal dunia. Ayah Bayu memang pernah menjadi pemain sepak bola, sebelum bekerja sebagai sopir taksi.Sayangnya, cita-cita Bayu menjadi pemain bola ini ditentang sang kakek, Usman (Ikranegara). Usman selalu mengatakan, menjadi pemain sepakbola berarti memilih hidup miskin. Bahkan, ia tak akan mengakui Bayu sebagai cucu , jika Bayu nekat menjadi pemain bola.
Di tengah upaya kakek Usman mendidik Bayu menjadi orang sukses lewat beragam kursus, Bayu justru bertemu dengan Johan (Ari Sihasale), pelatih sekolah sepakbola Arsenal di Jakarta. Pertemuan ini menjadi langkah awal bagi perjalanan panjang Bayu untuk masuk menjadi tim sepakbola nasional yang memakai seragam berlambang garuda di bagian dada. Film ini juga dapat membangkitkan rasa cinta dan nasionalisme bangsa terhadap Indonesia khusunya di dunia sepak bola Indonesia. Sebagai film anak-anak, Garuda di Dadaku mencoba membangkitkan semangat cinta Indonesia melalui sepakbola. Penonton akan mudah tergiring ke suasana patriotik ketika menyaksikan adegan Bayu yang mengenakan seragam tim nasional berdiri di tengah lapangan berumput hijau. Tak lupa, sindiran terhadap pemangku pemerintahan juga terselip dalam film ini. Ambil contoh, adegan yang menceritakan kesulitan Bayu dan rekannya mencari lapangan sepakbola untuk berlatih. "Hidup ini kadang seperti pertandingan sepak bola. Ada pemain yang masuk, ada yang keluar. Kadang dia di pihak kita, kadang di pihak lawan. Datangnya bisa berdekatan waktunya, begitu juga keluar." 

Cinta Tanah Air
Judul Film       : Garuda di Dadaku                                                     
Sutradara       : Ifa Isfansyah
Penulis           : Salman Aristo
Pemeran         : Emir Mahira ssebagai Bayu
                        Aldo Tansani sebagai Heri
                        Marsha Aruan sebagai Zahra
                        Ikranagara sebagai Pak Usman (Kakek Bayu)
                        Maudy Koesnaidi sebagi Wahyuni (Ibu Bayu)
                        Ari Sihasaleh sebagai Pak Johan (Pelatih)
Tanggal Rilis   : 18 Juni 2009


Sinopsis Film Darah Garuda

Salah satu film yang membangkitkan rasa nasionalisme adalah Darah Garuda. Darah Garuda sebagai lanjutan dari film Merah Putih yang film yang diproduksi oleh kolaborasi Media Desa Indonesia milik Hashim Djojohadikusumo dan rumah produksi film internasional Margate House milik Rob Allyn dan Jeremy Stewart. Latar cerita film ini diambil berdasarkan sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia pada tahun 1947 saat terjadinya peristiwa Agresi Militer Belanda Ike jantung pemerintahan Republik Indonesia di Jawa Tengah. Cerita film ini berputar di sekawanan karakter fiktif yang menjalin persahabatan sebagai kadet dan selamat dari pembantaian oleh tentara Belanda. Mereka kemudian berperang sebagai tentara gerilya di pedalaman dengan diwarnai konflik karena perbedaan sifat, status sosial, etnis, budaya, dan agama.
Film ini adalah sebuah cerita lanjutan dari film sebelumnya mengenai sekelompok kadet heroik yang bergerilya di pulau Jawa pada tahun 1947. Terpecah oleh rahasia-rahasia mereka di masa lalu, dan konflik yang tajam dalam hal kepribadian, kelas sosial dan agama, keempat lelaki muda bersatu untuk melancarkan sebuah serangan nekat terhadap kampung tawanan milik Belanda, demi menyelamatkan para perempuan yang mereka cintai.
Para kadet ini terhubung dengan kantor pusat Jendral Sudirman dimana mereka diberi sebuah tugas sangat rahasia di belakang garis musuh di Jawa Barat: sebuah serangan gaya komando pada lapangan udara vital yang dapat membalikkan perlawanan para pemberontak melawan kezaliman yang telah dilakukan Jendral Van Mook pada Agustus 1947.

Menembus dalam ke hutan, mereka bertemu dengan kelompok lain dari separatis Islam, juga sekutu baru maupun yang potensial berkhianat: mata-mata kolonial dengan pangkatnya sendiri dan sekutu orang-orang sipil dari jalanan; dan musuh lama yang bertanggung jawab atas intelijen Belanda. Terkepung, baik oleh musuh dari luar maupun dari dalam, para pahlawan harus bersatu dan saling percaya karena mereka berjuang demi mengejar satu tujuan: Kemerdekaan
DARAH GARUDA (2010) 

Sutradara by Yadi Sugandi

Tokoh Pemeran
Lukman Sardi          = Amir
Donny Alamsyah     = Tomas
T.Rifnu Wikana       = Dayan
Darius Sinatrhya      = Marius
Atiqah Hasiholan     = Lastri

Aldy Zulfikar           = Budy

Sinopsis Film Fioet Nia Dhien

Film Cut Nyak Dhien menceritakan kisah perjuangan seorang cut nyak dhien pada masa penjajahan melawan belanda patut untuk kita apresiasi. Sebagai warga negara Indonesia kita patut bangga dan bersyukur memiliki banyak pejuang yang telah rela berkorban untuk mempertahankan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pentingnya sikap patriotik pada bangsa yang dapat dijadikan contoh atau teladan dari seorang cut nyak dien sangat banyak sekali, diantaranya sikap keberanian dan kegigihan melawan para tentara belanda yang ingin menguasai wilayah aceh. Dibalik kodratnya sebagai seorang wanita cut nyak dien memiliki semangat juang dan kegigihan yang begitu luar biasa  yang mungkin jarang kita temukan wanita seperti cut nyak dien di zaman sekarang. Nilai penting dalam patriotisme dapat menanamkan rasa cinta kita kepada bangsa sendiri, sehingga dapat memberikan dampak positif bagi bangsa Indonesia. Hal-hal strategis yang dilakukan cut nyak dien dalam mempertahankan wilayah aceh diantaranya adalah ketika cut nyak dien menerima lamaran teuku umar, yang sebelumnya cut nyak dien menolak namun karena teuku umar mempersilahkan cut nyak dien untuk ikut bertempur dalam medan perang akhirnya cut nyak dien menerimanya dan menikah dengan teuku umar. Dan pada saat teuku umar memiliki rencana untuk menipu belanda dengan berpura-pura mendekati belanda sehingga hubungannya dengan belanda semakin kuat dan pada saat itu teuku umar dituduh sebagai penghianat cut nyak dien selalu berusaha menasehati teuku umar untuk melawan belanda. Kemudian disaat teuku umar telah meninggal karena tertembak oleh peluru cut nyak dien lah yang menggantikan teuku umar menjadi seorang pemimpin untuk melawan belanda. Latar belakang ketahanan nasional dari perjuangan cut nyak dien karena rasa cintanya cut nyak dien kepada bangsa indonesia, dia tidak ingin bangasanya diinjak-injak oleh bangsa lain, semangat itulah yang melahirkan kegigihan yang begitu luar biasa pada diri cut nyak dien.  

Sinopsis Terkait :
Cut Nyak Dhien (ejaan lama: Tjoet Nja' Dhien, Lampadang, Kerajaan Aceh, 1848 – Sumedang, Jawa Barat, 6 November 1908; dimakamkan di Gunung Puyuh, Sumedang) adalah seorang Pahlawan Nasional Indonesia dari Aceh yang berjuang melawan Belanda pada masa Perang Aceh. Setelah wilayah VI Mukim diserang, ia mengungsi, sementara suaminya Ibrahim Lamnga bertempur melawan Belanda. Ibrahim Lamnga tewas di Gle Tarum pada tanggal 29 Juni 1878 yang menyebabkan Cut Nyak Dhien sangat marah dan bersumpah hendak menghancurkan Belanda.

Teuku Umar, salah satu tokoh yang melawan Belanda, melamar Cut Nyak Dhien. Pada awalnya Cut Nyak Dhien menolak, tetapi karena Teuku Umar memperbolehkannya ikut serta dalam medan perang, Cut Nyak Dhien setuju untuk menikah dengannya pada tahun 1880. Mereka dikaruniai anak yang diberi nama Cut Gambang. Setelah pernikahannya dengan Teuku Umar, ia bersama Teuku Umar bertempur bersama melawan Belanda. Namun, Teuku Umar gugur saat menyerang Meulaboh pada tanggal 11 Februari 1899, sehingga ia berjuang sendirian di pedalaman Meulaboh bersama pasukan kecilnya. Cut Nyak Dien saat itu sudah tua dan memiliki penyakit encok dan rabun, sehingga satu pasukannya yang bernama Pang Laot melaporkan keberadaannya karena iba. Ia akhirnya ditangkap dan dibawa ke Banda Aceh. Di sana ia dirawat dan penyakitnya mulai sembuh. Namun, keberadaannya menambah semangat perlawanan rakyat Aceh. Ia juga masih berhubungan dengan pejuang Aceh yang belum tertangkap. Akibatnya, Dhien dibuang ke Sumedang. Tjoet Nyak Dhien meninggal pada tanggal 6 November 1908 dan dimakamkan di Gunung Puyuh, Sumedang.


Sinopsis Film Senandung Di Atas Awan

Salah satu film yang menceritakan Hak Asasi Manusia adalah Denias "Senandung di Atas Awan". Film ini menceritakan tentang perjuangan seorang anak suku pedalaman Papua yang bernama Denias untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Seluruh setting lokasi dilakukan di pulau Cendrawasih. Cerita dalam film ini merupakan adaptasi dari kisah nyata seorang anak Papua yang bernama Janias. Dalam film ini juga dapat kita lihat keindahan provinsi Papua yang berhasil direkam dengan begitu indahnya. Selain itu kesulitan dan perjuangannya dalam meraih cita-citanya pun tergabar dan diceritakan dengan baik di dalam film ini
            Film Denias dikemas sederhana, dengan bahasa sederhana, bercerita tentang kisah nyata seorang anak yang sangat ingin bersekolah. Denias (Albert Fakdawer) anak seorang petani di daerah pelosok di pulau Papua di desa Arwanop. Denias kehilangan ibunya yang meninggal akibat kebakaran yang menimpa dirumahnya. Pada  malam sebelum kematian ibunya, ia sempat berpesan kepada Denias “Sekolahlah Denias. Kalau kamu pintar gunung pun takut sama kamu”. Ini adalah kata kunci dari film ini, kata yang sederhana tapi berbobot dan filosofis.
        Ada dua tokoh lagi yang membuat Denias semakin bertekat dan memperjuangkan keinginannnya untuk bersekolah yaitu figur Pak Guru (Mathias Muchus) dan seorang TNI yang menjadi sahabatnya Maleo (Ari Sihasaleh) yang menjadi guru sementara ketika Pak Guru harus pulang ke Jawa di desa Arwanop itu. Maleo sempat mengajari Denias pengetahuan akan kepulauan Indonesia, Maleo pun membuatkan puzzle peta kepulauan Indonesia untuk Denias.
            Satu pesan penting dari Maleo yan diingat  Denias adalah sekolah bias dilakukan di mana saja. Maleo juga mengatakan, di balik gunung ada sekolah dengan fasilitas yang bias dijadikan tempat untuk Denias meneruskan sekolahnya. Dengan fasilitas ala-kadarnya Maleo mengajar anak-anak daerah terpencil ini dengan pengetahuan-pengetahuan dasar. Namun sayang persahabatan antara Denias dan Maleo harus berakhir karena Maleo ditugaskan di tempat lain.
            Ayah Denias tidak begitu memahami keinginan anaknya untuk bersekolah, ia pikir cukuplah Denias menjadi seperti dirinya. Namun pesan sang ibu selalu mengiang-ngiang bahwa “gunung takut sama orang pintar”. Maka, Denias pun akhirnya bertekat untuk memperjuangkan haknya untuk bersekolah di tempat yang memiliki fasilitas yang layak. Akhirnya Denias pergi dari desanya, melintasi gunung mencapai kota untuk mana ia dapat bersekolah. Disinilah kisah petualangan Denias mengarungi hutan dan sungai-sungai. Denias yang penuh harapan melakukan perjalanannya dengan gembira sambil bernyanyi atau  bersenandung seperti judul filmnya.
            Akhirnya Denias menemukan sebuah sekolah dasar seperti yang pernah diceritakan Maleo, dan disitu ia bertemu dengan anak gelandangan yang  bernama Enos. Denias pun berteman dengan Enos dan berbagi cerita, ia menyatakan keinginannya untuk masuk ke sekolah itu. Enos mengatakan itu sesuatu yang tidak mungkin karena Denias tidak mempunyai orang yang bisa membiayainya masuk ke sekolah itu. Lama kelamaan ia memberanikan diri bicara dengan salah satu guru untuk menyatakan keinginannya. Denias diarahkan untuk menemui Ibu Gembala (Marcella Zalianty), melihat kegigihan Denias dan juga kepandaiannya, ibu Gembala mau memperjuangkannya untuk bisa sekolah sekaligus diterima di asrama sekolah yang dikelola oleh pengurus asrama yang diperankan oleh Nia Zulkarnaen. Akhirnya keinginan Denias untuk dapat bersekolah di tempat yang layak dapat terwujud.

Denias, Senandung di Atas Awan adalah film yang disutradari oleh John de Rantau John de Rantau dan diproduksi pada tahun 2006, dibintangi antara lain oleh Albert Thom Joshua Fakdawer, Ryan Stevano William Manoby, Ari Sihasaleh, Mathias Mucus, Marcella Zalianty, dan Nia Zulkarnaen.

Jumat, 06 Juni 2014

Ketahanan Nasional 2

Ketahanan Nasional 2 

1.         PENGARUH ASPEK EKONOMI

A.      Perekonomian Secara Umum.
Perekonomian berkaitan dengan usaha pemenuhan kebutuhan masyarakat, yang meliputi kegiatan distribusi, produksi dan konsumsi barang dan jasa. Sistem perekonomian yang dianut oleh suatu negara akan memberikan corak terhadap kehidupan perekonomian dari negara tersebut, seperti :
1.      Sistem Perekonomian Liberal: dengan orientasi pasar secara murni akan sangat peka terhadap pengaruh dari luar, sedangkan
2.      Sistem Perekonomian Sosialis: dengan perencanaan serta pengendalian penuh oleh pemerintah, kurang peka terhadap pengaruh dari luar.
B.      Perekonomian Indonesia.
Sistem perekonomian yang dianutoleh bangsa Indonesia mengacupada : Pasal 33 UUD
1945 :
(1) Sistem perekonomian Indonesiadisusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.
(2) Cabang-cabang produksiyang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
(3) Bumi dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
Artinya : setiap WNI mempunyai hak dan kesempatan yang sama dalam  menjalankan roda perekonomian dengan tujuan kesejahteraan bangsa.
a.       Perekonomian dijalankan oleh Pemerintaha (BUMN) dan masyarakat (Usaha Swasta).
b.      Dilarang adanya monopoli ataupun monopsoni, baik yang dilakukan pemerintah maupun swasta.
c.       Masyarakat yang tidak termasuk dalam BUMN dan Usaha Swasta, masih mempunyai peluang membentuk badan usaha : koperasi. Koperasi adalah badan usaha yang dilaksanakan atas dasar kekeluargaan, masyarakat secara berkelompok dapat membentukbadan usaha dalam bentuk koperasi.
Secara makro, sistem perekonomian Indonesia disebut dengan Perekonomian
Kerakyatan.Dalam era globalisasi suatu bangsa tidak dapat menutup diri dari perekonomian global. Demikian juga dengan Indonesia, terbuka terhadap perkembangan sistemekonomi dunia.Tingkat integrasi ekonomi nasional dengan ekonomi global sangat penting, karena merupakan ukuran kemampuan ekonomi nasional untuk secara adaptif mengikuti irama dan dinamika pasar internasional.
C.       Ketahanan Pada Aspek Ekonomi.
Ketahanan Ekonomi diartikan :Kondisi dinamik kehidupan perekonomian suatu bangsa
yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan
nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan yang datang dari dalam maupun dari luar baik secara langsung maupun tidak langsung untuk menjamin kelangsungan hidup perekonomian negara Republik Indonesia.
WujudnyaKetahanan Ekonomi Tercermin dalam kondisi perekonomian bangsa, yang
mengandung kemampuan memelihara stabilitas ekonomi yang sehat dan dinamis serta kemampuan menciptakan kemandirian ekonomi nasional dengan daya saing yang tinggi dan
mewujudkan kemakmuran rakyat yang adil dan merata. Untuk dapat mencapai tingkat ketahanan ekonomi yang diinginkan perlu dilakukan antara lain:
1.      Sistem ekonomi Indonesiauntuk mewujudkan kemakmuran adil dan merata melalui ekonomi kerakyatan.
2.      Ekonomi kerakyatan harus menghindarkan :
a.       Sistem Free Fight Liberalism (hanya menguntungkan pelaku ekonomi kuat).
b.      Sistem Etatisme (negara atau aparaturnegaradominan, sehingga mematikan daya kreasi dan potensi unit-unit ekonomi di luar sektornegara)
c.       Pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok (monopoli).
3.      Struktur  ekonomi  dimantapkan  secara seimbang selaras saling menguntungkan dalam keselarasan dan keterpaduan antar sektor pertanian, industri dan jasa.
4.      Pembangunan ekonomi dilaksanakan sebagai usaha bersama atas dasarasas kekeluargaan di bawah pengawasan masyarakat serta memotivasi dan mendorong peran serta masyarakat secara aktif.
5.      Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya.
6.      Kemampuan bersaing ditumbuhkan secara sehat dan dinamis dalam mempertahankan dan meningkatkan kemandirian ekonomi nasional.
2. PENGARUH ASPEK SOSIAL BUDAYA.
Istilah sosial budayamencakup dua segi :
-  Segi Sosial, dimana manusia demi kelangsungan hidupnya harus mengadakan kerjasama dengan sesama manusia.
-  Segi Budaya, merupakan keseluruhan tata nilai dan cara hidup yang manifestasinya tampak dalam tingkah lakudan hasil tingkah laku yang terlembagakan.
Pengertian Sosial pada hakekatnya adalah pergaulan hidup manusia dalam bermasyarakat yang mengandung nilai-nilai kebersamaan, senasib sepenanggungan dan solidaritas yang merupakan unsur pemersatu.
Pengertian Budaya pada hakekatnya adalah sistem nilai yang merupakan hasil hubungan manusia dengan cipta, rasa dan karsa yang menumbuhkan gagasan-gagasan utama, serta merupakan kekuatan pendukung penggerak kehidupan.
a.         Struktur Sosial Di Indonesia.
Dalam masyarakat, manusia hidup secara berkelompok sesuai dengan fungsi, peran dan profesinya dengan maksud untuk memudahkan kegiatan menjalankan tugas dalam keterkaitan, dengan kata lain kehidupan masyarakat terstruktur berdasarkan peran dan fungsi masing-masing anggota masyarakat.
b.         Kondisi Budaya Di Indonesia
1.      Kebudayaan Daerah.
Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dan sub etnis,yang masing-masing memiliki kebudayaannya sendiri. Oleh karena suku-suku bangsa tersebut mendiami daerah-daerah tertentu maka kebudayaannya sering disebut sebagai Kebudayaan Daerah.
Dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan daerah sebagai : Suatu sistem nilai yang menuntun sikap,perilaku dan gaya hidup, merupakan identitas dan menjadi kebanggaan dari suku bangsa yang bersangkutan. Dalam setiap kebudayaan daerah terdapat nilai-nilai budaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh budaya asing atau sering disebut sebagai “local genius”.Local genius inilah pangkal segala kemampuan budaya daerah untuk menetralisir pengaruh negatif budaya asing.
2.      Kebudayaan Nasional.
Mengingat bangsa Indonesia dibentuk dari persatuan suku-suku bangsa yang mendiami bumi Nusantara, maka kebudayaan bangsa Indonesia (kebudayaan nasional) merupakan hasil (resultante) interaksi dari budaya-budaya suku bangsa (budaya daerah) yang kemudian diterima sebagai nilai bersama seluruh bangsa. Kebudayaan nasional juga dapat merupakan hasil interaksi dari nilai-nilai budaya yang telah ada dengan budaya luar (asing), yang kemudian diterima
sebagai nilai bersama seluruh bangsa.
Kebudayaan nasional merupakan identitas dan menjadi kebanggaan Indonesia. Mengingat bangsa Indonesia telah sepakat menggunakan Pancasila sebagai falsafah hidupnya maka nilai-nilai yang terkandungdalam Pancasila akan menjadi tuntunan dasar dari segenap sikap, perilaku dan gaya hidup bangsa Indonesia adalah manusia dan masyarakat yang memiliki sifat-sifat dasar sebagai berikut:
Secara umum, gambaran identitas bangsa Indonesia berdasarkan tuntunan Pancasila
-          Bersifat Religius.                                - Bersifat Kekeluargaan.
-          Bersifat Hidup serba selaras.              - Bersifat Kerakyatan.
c.         Integrasi Nasional
Kenyataan sejarah menunjukkan bahwa keanekaragaman budaya justru merupakan hikmah bagi bangsa Indonesia dan di masa lalu telah memunculkan faktor-faktor perekat persatuan dan integrasi bangsa. Di masa depan upaya melestarikan keberadaan faktor perekatpersatuan bangsa yaitu keinginan dan semangat untuk hidup bersama dan meraih cita-cita bersama, akan menjadi tugas seluruh warga bangsa.
d.         Kebudayaan Dan Alam Lingkungan
Pemanfaatan alam belum dibarengi dengan budaya untuk melestarikan alam demi kepentingan masa depan. Kebiasaan untukmembuka hutan tanpa pemikiran untuk penghijauan,kebiasaan untuk menjadikan sungai sebagai tempat pembuangan limbah manusia, merupakan budaya yang tidak ramah terhadap lingkungan.Demi kepentingan masa depan harus ditumbuhkan budaya melestarikan alam
e.         KetahananPada Aspek Sosial Budaya.
Ketahanan di bidang sosial budayadiartikan sebagai Kondisi dinamik budaya bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuanmengembangkan kekuatan nasional di dalam menghadapi dan mengatasi segala ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan yang datang dari dalam dan dariluar, yang langsung maupun tidak langsungmembahayakan kelangsungan kehidupan sosial budaya bangsa dan negara RI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Wujud Ketahanan Sosial Budaya Tercermin dalam kondisikehidupan  sosial budaya bangsa yang dijiwai kepribadian nasional berdasarkan Pancasila, yang mengandung kemampuan
membentuk dan mengembangkan kehidupan sosial budaya manusia dan masyarakat Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, rukun, bersatu, cinta tanah air,berkualitas, maju dan sejahtera dalam kehidupan yang serba selaras, serasi dan seimbang serta kemampuan menangkal penetrasi budaya asing yang tidak sesuai dengan kebudayaan
nasional.
Esensi pengaturan dan penyelenggaraan kehidupan sosial budayabangsa Indonesia dengan demikian adalah Pengembangan kondisi sosial budaya dimana setiap warga masyarakat dapat merealisasikan pribadi dan segenap potensi manusiawinya yang dilandasi nilai-nilai Pancasila. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila yang akan diwujudkan sebagai ukuran tuntunan sikap dan tingkah lakubangsa dan negara Indonesia akan memberikan landasan, semangat dan jiwa yang secara khasmerupakan ciri pada elemen-elemen sosial budaya bangsa dan negara RI
3. PENGARUH ASPEK PERTAHANAN DAN KEAMANAN
a. Pokok-pokok Pengetahuan Pertahanan Dan Keamanan.
Pertahanan dan keamanan Indonesia adalah Kesemestaan daya upaya seluruh rakyat Indonesia sebagai satu sistem Pertahanan dan Keamanan Negara, dalam mempertahankandan mengamankan negara demi kelangsungan hidup dan kehidupan bangsa dan negara kesatuan Republik Indonesia
KetahananPertahanan dan Keamanan diartikan sebagai Kondisi dinamik kehidupan pertahanan dan keamanan bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan  yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional di dalam menghadapidan mengatasi segala ancaman, gangguan, hambatandan tantangan yang datang dari luar maupun dari dalam baik secara langsung maupun tidaklangsung membahayakan identitas, integritas dan kelangsungan hidup bangsa dan negara NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Wujud Ketahanan Pertahanan dan Keamanan : Tercermin dalam kondisi daya tangkal bangsa yang dilandasi kesadaran bela negara seluruh rakyat yang mengandung kemampuan memelihara stabilitaspertahanan dan keamanan negara yang dinamis, mengamankan pembangunan dan hasil-hasilnya, serta kemampuan mempertahankan kedaulatan negara dan menangkal segala bentukancaman.
Analog dengan pengertian Ketahanan Nasional maka Ketahanan Pertahanan dan Keamanan pada hakikatnya adalah Keuletan dan ketangguhan bangsa dalam mewujudkan kesiapsiagaan serta upaya bela negara, suatu perjuangan rakyat semesta, dalam mana seluruh potensi dan kekuatan ideologi,politik, ekonomi, sosial, budaya, militer dankepolisian disusun dan dikerahkan secara terpimpin, terintegrasi dan terkoordinasi, untuk menjamin penyelenggaraan Sistem Keamanan Nasional (dahulu Sishankamrata), menjamin kesinambungan pembangunan nasional dan kelangsungan hidup bangsa dannegara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
yang ditandai sebagai berikut:
1.      Pandangan Bangsa Indonesia Tentang Perang Dan Damai.
             Bangsa Indonesia cinta damai dan ingin bersahabatdengan semua bangsa di dunia serta
tidak menghendaki terjadinya sengketa bersenjata ataupun perang. Oleh karena itu bangsa Indonesia dalam menyelesaikan pertikaian baik nasional maupun internasional menggunakan cara-cara damai. Walau cinta damai, namun lebih cinta kemerdekaan dan kedaulatannya.Bagi bangsa Indonesia perang adalah jalan terakhir yang  terpaksa harus ditempuh untuk mempertahankan ideologi dan dasarnegara Pancasila, kemerdekaan dan kedaulatan negara RI serta keutuhan bangsa.
2.      Penyelenggaraan Pertahanan dan Keamanan NKRI.
            Dilandasi landasan Idiil Pancasila, landasan konstitusional UUD 1945 dan landasan
visional Wawasan Nusantara. Pertahanan Dan Keamanan Negara merupakan hak dan kewajiban bangsa untuk mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan negara, keutuhan bangsa dan wilayah,terpeliharanya keamanan nasional dan tercapainya tujuan nasional.
3.      Pertahanan dan Keamanan Negara Merupakan Upaya Nasional Terpadu.
Hal ini melibatkan segenap potensi dan kekuatan nasional. Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara, yang dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab,kerelaan berjuang dan berkorban dalampengabdian kepada bangsa dan negara, tanpa mengenal menyerah. Upaya pertahanan dan keamanan negara yang melibatkan segenap potensi dan kekuatan nasional tersebut dirumuskan kedalam doktrin yang selama ini disebutDoktrin Pertahanan dan Keamanan Negara Republik Indonesia.
4.      Pertahanan dan Keamanan Negara RI Diselenggarakan Dengan
Siskamnas (Sishankamrata). Hal ini bersifat total, kerakyatan dan kewilayahan.Pendayagunaan potensi nasional dalam pengelolaan pertahanan dan keamanan negara dilakukan secara optimal dan terkoordinasi untuk mewujudkan kekuatan dan kemampuan
pertahanan dan keamanan negara dalam keseimbangan dan keserasian antara kepentingan kesejahteraan dan keamanan.
5.      Segenap Kekuatan Dan Kemampuan Pertahanan Dan Keamanan RakyatSemesta.
Diorganisasikan dalam satuwadah tunggal yang dinamakan Tentara Nasional
Indonesia (TNI) dan Kepolisian RepublikIndonesia (POLRI). Pembangunan Angkatan Perang RepublikIndonesia (APRI) dengan jati dirinya sebagai tentara rakyat, tentara pejuang dan tentara nasional, perannya tetap diabdikan bagi kepentingan bangsa dan negara Kesatuan Republik Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
b. Postur Kekuatan Pertahanan Dan Keamanan.
Postur Kekuatan Hankam, Mencakup struktur kekuatan, tingkat kemampuan dan gelar kekuatan. Untuk  membangun posturkekuatanHankam terdapat empat pendekatan yang digunakan yaitu :
- Ancaman.                  - Misi.
- Kewilayahan.            - Politik.
Dalam konteks iniperlu ada pembagian tugas dan fungsi yang jelas antara masalah pertahanan dan masalah keamanan. Pertahanan diarahkanuntuk menghadapi ancamandari luar negeri dan menjadi tanggung jawab TNI. Keamanandiarahkanuntuk menghadapi ancaman dari dalam negeri dan menjadi tanggung jawab POLRI. TNI dapat dilibatkan untuk ikut menangani masalah keamanan apabila diminta atau POLRI sudah tidak mampu lagi karena eskalasiancaman yang meningkat ke keadaan darurat.
Pembangunan Kekuatan Hankam. Konsepsi Hankam perlu mengacu kepada konsep Wawasan Nusantara Dimana Hankam diarahkan kepada upaya pertahanan seluruh wilayah kedaulatan negara kesatuan RI yang meliputi wilayah laut, udara dan darat termasuk pulau-pulau besar dan kecil yang ada. Disamping itu kekuatan Hankamperlu antisipatif terhadap prediksi ancaman dari luarsejalan dengan pesatnya perkembangan Iptek Militer yangtelah menghasilkandaya gempur yang tinggi dan jarak jangkau yang jauh. Hakekat Ancaman. Rumusan ini akan mempengaruhi kebijaksanaan dan strategi pembangunan kekuatan Hankam. Kekeliruan dalam merumuskan hakikat ancaman akan mengakibatkan postur kekuatan Hankam yang kurang efektif dalammenghadapi berbagai gejolak dalam negeri bahkan tidak mampu untuk melakukan perang konvensional.
Gejolak Dalam Negeri. Di dalam era globalisasi saat ini dan dimasa mendatang, tidak menutup kemungkinan akan mengundang campur tangan asing,  dengan alasan menegakkan nilai-nilai HAM, demokrasi, penegakanhukum dan lingkungan hidup dibalik kepentingan nasional mereka.
Geopolitik Ke Arah Geoekonomi. Kondisi ini mengandung implikasi semakin canggihnya upaya diplomasi guna mencapai tujuan politik dan ekonomi. Pergeseran ini seolah-olah tidak akan menimbulkan ancaman dari luar yang serius. Namun bila dikaji secara mendalam, justru dapat menimbulkan ancaman yang sangat membahayakan integritas bangsa dan negara kesatuan RI
Perkembangan Lingkungan Strategis. Mengisyaratkan bahwa pergeseran geopolitik ke arah geo ekonomi membawa perubahan besar dalam penerapan kebijaksanaan dan strategi negara-negara di dunia didalam mewujudkan kepentingan nasional masing-masing. Penerapan cara-cara baru telah meningkatkan eskalasikonflikregional dan konflik dalam negeri yang mendorong keterlibatan super power di dalamnya. Menyikapi dinamika perkembangan seperti ini, kita perlu membangun postur kekuatan Hankam yang memiliki profesionalisme yang tinggi untukmelaksanakan :
1.       Kegiatan intel strategis dalam semua aspek kehidupan nasional.
2.      Melaksanakan upaya pertahanandarat, laut dan udara.
3.      Memelihara dan menegakkan Keamanan Dalam Negeri (Kamdagri) secara berlanjut dalam semua aspek kehidupan nasional.
4.      Membina potensi dan kekuatan wilayah dalam semua aspek kehidupan nasional untuk meningkatkan Tannas.
5.      Memelihara stabilitas nasionaldanTannas secara menyeluruh dan berlanjut
Mewujudkan Postur Kekuatan Hankam Dengan mengacu kepada negara-negara lain yang membangun kekuatan Hankammelalui pendekatan misi yaitu : hanya melindungi diri sendiri dan tidak untuk kepentingan invasi, barangkali konsep “standing armed forces”secaraproporsional dan seimbang perlu dikembangkan dengan susunan kekuatan Hankamneg yang meliputi :
1.      Perlawanan bersenjata yang terdiri atas bala nyata yang merupakan kekuatan TNI yang selalu siap dan dibina sebagai kekuatan cadangan serta bala potensial yang terdiri atas POLRI dan RATIH sebagai fungsi WANRA.
2.      Perlawanan tidak bersenjata yang terdiri dari RATIH sebagai fungsi TIBUM, LINRA, KAMRA dan LINMAS.
3.      Komponen pendukung perlawanan bersenjata dan tidakbersenjata sesuai dengan bidang profesinya dengan pemanfaatan semua sumber daya nasional, sarana dan prasarana serta perlindungan masyarakat terhadap bencana perang dan bencana lainnya.
c. Ketahanan Pada Aspek Pertahanan DanKeamanan.
1.      Pertahanan dan keamanan harus dapat mewujudkan kesiapsiagaan serta upaya bela
negara, yang berisi ketangguhan, kemampuan dan kekuatan melalui penyelenggaraan Siskamnas (Sishankamrata) untuk menjamin kesinambungan pembangunan nasional dan kelangsungan hidup bangsa dan negara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
2.      Bangsa Indonesia cinta damai akan tetapi lebih cinta kemerdekaan dan kedaulatannya.
Mempertahankan kemerdekaan bangsa dan mengamankan kedaulatan negara yang mencakup wilayah tanah air beserta segenap isinya merupakan suatu kehormatan demi martabat bangsa dan negara, olehkarenanya haruslah diselenggarakan dengan mengandalkan pada kekuatandan kemampuan sendiri Pembangunan kekuatan dan kemampuan pertahanan dan keamanan dimanfaatkan untuk menjamin perdamaian dan stabilitas keamanan yang diabdikan untuk kesinambungan pembangunan nasionaldan kelangsungan hidup bangsa dan negara.
3.      Potensi nasional dan hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai harusdilindungi dari
segala ancaman dan gangguan agar dapatdimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan  lahir dan batin segenap lapisan masyarakat bangsa Indonesia.
4.      Perlengkapan dan peralatan untuk mendukung pembangunan, kekuatan dan kemampuan
pertahanan dan keamanan sedapatmungkin harus dihasilkan oleh industri dalam negeri,pengadaan dari luar negeri dilakukan karena terpaksa dimana industri dalam negeri masih terbataskemampuannya oleh karena itu harus ditingkatkan kemampuannya.
5.      Pembangunan dan penggunaan kekuatan dan kemampuan pertahanan dan keamanan
haruslah diselenggarakan oleh manusia-manusia yang berbudi luhur, arif bijaksana, menghormati HakAsasi Manusia (HAM) dan menghayati makna nilai dan hakikat perang dan damai. Kelangsungan hidup dan perkembangan hidup bangsa, memerlukan dukungan manusia-manusia yang bermutu tinggi, tanggap dan tangguhserta bertanggungjawab, kerelaan berjuang dan berkorban demi kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan.
6.      Sebagai tentara rakyat, tentara pejuang, dan tentara nasional, TNI berpedoman pada Sapta
Marga yang merupakan penjabaran Pancasila. Sebagai kekuatan pertahanan, dalamkeadaan damai TNI dikembangkan dengan kekuatan, profesional, efektif, efisien dan modern bersama segenap kekuatan perlawanan bersenjata dalamwadah tunggal TNI, disusun dalam Siskamnas(Sishankamrata) dengan strategi penangkalan.
7.      Sebagai kekuatan inti Kamtibmas,POLRI berpedoman pada Tri Brata dan Catur Prasetiya
dan dikembangkan sebagai kekuatan yang mampu melaksanakan penegakkan hukum, memelihara dan mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat.
8.      Masyarakat secara terus menerusperlu ditingkatkan kesadaran dan ketaatannya kepada
hukum. Dengan demikian Ketahanan Pertahanan dan Keamanan yang diinginkan adalah Kondisi daya tangkal bangsa dilandasi kesadaran bela negara seluruh rakyat yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas pertahanan dan keamanan negara yang dinamis, mengamankan pembangunan dan hasil-hasilnya,serta kemampuan mempertahankan kedaulatan negara danmenangkal segala bentuk ancaman.
4. Keberhasilan Ketahanan Nasional Indonesia.
Untuk mewujudkan keberhasilan ketahanan nasional diperlukan kesadaran setiap warga negara Indonesia, yaitu :
1.      Memiliki semangat perjuangan bangsa dalam bentukperjuangan nonfisik yang berupa
keuletan dan ketangguhan yang tidak mengenal menyerah yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam rangka menghadapi segala ancaman, gangguan,hambatan dan tantangan baik yang datang dari luar maupun dari dalam untuk menjaminidentitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mencapai tujuan nasional.
2.      Sadar dan peduli terhadap pengaruh-pengaruh yang timbul pada aspek ideologi, politik,
ekonomi, sosialbudaya dan pertahanan keamanan sehingga setiap WNI baik secara individu maupun kelompok  dapat mengeliminir pengaruh tersebut, karena bangsa Indonesia cinta damai akan tetapi lebih cinta kemerdekaan . Hal tersebut tercermin akan adanya kesadaran bela negara dan cinta tanah air.

Ketahan Nasional 1

Ketahanan Nasional 1

A.   LATAR BELAKANG
       Sejak proklamasi 17 Agustus 1945, kehidupan bangsa Indonesia tidak luput dari gejolak dan ancaman baik dari dalammaupun dari luar negeri yang dapat membahayakan eksistensi Negara KesatuanRepublik Indonesia (NKRI), seperti: 
  •   Agresi Militer Belanda
  •  Gerakan Separatis : PKI, DI/TII dan lain-lain.
  •  Ditinjau dari geopolitik dan geostrategis dengan posisi geografis, potensi Sumber Daya Alam serta jumlah dan kemampuan penduduk, telah menempatkan bangsa Indonesia menjadi ajang persaingan dan perebutan negara-negara besar, sehingga menimbulkan dampak negatifyang dapat membahayakan kelangsungan dan eksistensi negara Indonesia.
Negara Indonesia adalah negara hukum bukan berdasarkan kekuasaan belaka, dan kesemuannya ditujukan untuk menjaga ketertiban seluruh masyarakat Indonesia. Negara Indonesia adalah negara yang mempunyai UUD 1945 sebagai konstitusinya, dimana system pemerintahan negara tertuang di dalamnya. Sehingga kondisi kehidupan nasional  merupakan pencerminan Ketahanan Nasional yang didasari oleh :
  • Pancasila sebagai landasan idiil.
  • UUD 1945 sebagai landasan konstitusionil
  • Wawasan Nusantara sebagai landasan visional.
B. POKOK POKOK PIKIRAN
1.         Manusia Berbudaya
Sebagai salah satu makhluk Tuhan, dikatakan manusia merupakan makhluk yang paling sempurna, karena, mempunyai naluri, kemampuan berfikir, mempunyai akal dan ketrampilan, senantiasa berjuang mempertahan eksistensi, pertumbuhan dan kelangsungan hidup baik materil dan spiritual. Oleh karena itu manusia berbudaya akan selalu mengadakan hubungan-hubungan dengan:
- Tuhan (Agama)                                             - Cita-cita (Idiologi)
- Kekuasaan/kekuatan (Politik)                       - Pemenuhan Kebutuhan (Ekonomi)
- Manusia (Sosial)                                           - Rasa Keindahan (Seni/Budaya)
- Pemanfaatan Alam (IPTEK)                        - Rasa Aman (Pertahanan dan Keamanan)
2.         Tujuan Nasional, Falsafah Bangsa Dan Idiologi Negara.
Tujuan Nasional menjadi pokok pikiran Ketahanan Nasional karena, Suatu organisasi apapun bentuknya dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan akan selalu berhadapan denganmasalah-masalah internal maupun eksternal, demikian pula negara. Falsafah Bangsa dan Idiologi Negara menjadi pokok pikiran Ketahanan Nasional Karena, Seperti dalam tujuan nasional pasti akan ada masalah yang dihadapi demikian pula pada falsafah bangsa dan idiologi negara, dapat dibaca dalam Pembukaan UUD 1945 sbb:  
  • Alinea I  , merdeka adalah hak semua bangsa, penjajahan bertentangan dengan Hak Asasi Manusia (HAM) 
  • Alinea II  , adanya masa depan yang harus diraih (cita-cita).   
  • Alinea III  , bila negara ingin mencapai cita-cita maka kehidupan berbangsa dan bernegara harus mendapatridho Tuhan (merupakan dorongan spirituil). 
  • Alinea IV  , mempertegas cita-cita yang harus dicapai oleh bangsa Indonesia dalam wadah NKRI. 
C.  PENGERTIAN KETAHANAN NASIONAL INDONESIA
Ketahanan Nasional Indonesia adalah Kondisi dinamik bangsa Indonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi Ancaman, Gangguan, Hambatan, Tantangan (AGHT) baik yang dating dari dalam maupun dari luar negeri untuk menjamin identitas, integritas dan kelangsungan hidup  bangsa dan negara dalam mencapai tujuan nasionalnya.
D.  PENGERTIAN KONSEPSI KETAHANAN NASIONAL INDONESIA.
Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia adalah Konsepsi pengembangan kekuatan nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang seimbang, serasidan selaras dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh dan menyeluruh dan terpadu berdasarkan Pancasila, UUD 1945 dan Wawasan Nusantara. Dengan kata lain:
Konsepsi Ketahanan Nasional merupakan Pedoman (sarana) untuk meningkatkan (metode) keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dengan pendekatan kesejahteraan dan keamanan.
Kesejahteraan digambarkan sebagai: Kemampuan bangsa dalam menumbuhkan dan mengembangkannilai-nilai nasionalnyademi kemakmuran yang adil dan merata, rohaniah dan jasmaniah.
Keamanan digambarkan sebagai Kemampuan bangsa dalam melindungi nilai-nilai nasionalnya terhadap ancaman baik dari dalam maupun dari luarnegeri.
E.  HAKIKAT KETAHANAN NASIONAL & KONSEPSI KETAHANAN NASIONAL INDONESIA
Hakikat Ketahanan Nasional Indonesia adalah Keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, untuk dapat menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam mencapaitujuan nasionalnya.
Hakikat Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia adalah Pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan secara  seimbang, serasi, selaras dalam seluruh aspek kehidupan nasional.
F. ASAS-ASAS KETAHANAN NASIONAL INDONESIA
1.         Asas Kesejahteraan dan Keamanan.
Kesejahteraan dan keamanan merupakan kebutuhan yang mendasar dan esensial bagi manusia, sehingga  ini merupakan asas dalam sistem Ketahanan Nasional Indonesia sebab tanpa kesejahteraan dan keamanan kehidupan nasional tidak dapat berlangsung (merupakan nilai intrinsik). Realisasinya, baik kesejahteraan maupun keamanan harus selalu ada, berdampingan dalam kondisi apapun. Dalam kehidupan nasional tingkat kesejahteraan dan keamanan nasional
yang dicapai merupakan tolok ukur Ketahanan Nasional.
2.         Asas Komprehensif Integral atau Menyeluruh Terpadu.
Perwujudannya dalam persatuan dan perpaduan yang seimbang,serasi dan selaras dari seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan demikian Ketahanan Nasional mencakup ketahanan segenap aspek kehidupan bangsa secarautuh menyeluruh terpadu
(komprehensif integral).
3.         Asas Mawas Ke Dalam Dan Ke Luar.
       -  Ke Dalam Mawas
Tujuan : menumbuhkan hakikat, sifat dan kondisikehidupan nasional itu sendiri, berdasarkan nilai-nilai kemandirian yang proporsional  untuk meningkatkan derajad kemandirian bangsa yangulet dan tangguh (bukan berarti Ketahanan Nasional mengandung sikap  isolasi atau nasionalisme yang sempit) 
  - Mawas Ke Luar
Tujuan : dapat mengantisipasi dan ikut berperan serta menghadapi dan mengatasi dampaklingkungan strategis luar negeri serta menerima kenyataan adanya saling interaksi dan ketergantungan dengan dunia internasional. Untuk dapat menjamin kepentingan nasional harus mampu mengembangkan kekuatan nasional agar dapat memberikan dampak keluar dalam bentuk : DayaTangkal dan Daya Tawar. Namun interaksi dengan pihak lain dalam bentuk kerjasama yang saling menguntungkan tetap diutamakan.
F. SIFAT-SIFAT KETAHANAN NASIONAL INDONESIA
1.         Mandiri.
Percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri dengan keuletan dan ketangguhan yang mengandung prinsip tidak mudah menyerah serta bertumpu pada identitas, integrasi dan kepribadian bangsa.
2.         Dinamis.
Ketahanan Nasional tidaklah tetap melainkan dapat meningkat maupun menurun tergantung pada situasi dan kondisi bangsa dan negara serta Kondisi lingkungan strategisnya.
3.         Wibawa.
Keberhasilan pembinaan Ketahanan Nasional Indonesia secara berlanjut dan berkesinambungn akan meningkatkan kemampuan dan kekuatan bangsa yang dapat menjadi factor yang diperhatikan pihak laih. Makin tinggi tingkat Ketahanan Nasional Indonesia makin tinggi pula nilai kewibawaan nasional yang berarti makin tinggi tingkat daya tangkal yang dimiliki bangsa dan negara Indonesia.
4.         Konsultasi dan Kerjasama.
Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia tidak mengutamakan sikap konfrontatif dan antagonistis,tidak mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik semata, tetapi lebih pada sikap konsultatif dan kerjasama serta saling menghargai dengan mengandalkan pada kekuatan moral dan kepribadian bangsa.