Senin, 26 Januari 2015

Lingkungan Miskin dan Terbelakang di Suatu Negara

Penduduk miskin tidak hanya berada di negara-negara sedang berkembang saja, namun ternyata ditemukan juga di negara maju seperti Amerika Serikat. Data tahun 2010 menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin di Amerika Serikat mencapai 15,1 persen. Lantas bagaimana patokan angka kemiskinan di negarasuper power tersebut? Untuk tahun 2012 misalnya jika satu keluarga dengan empat anak pendapatannya tidak melebihi  23.495 US dollar  per tahun, maka dikatagorikan penduduk miskin.

Dengan mengacu pada data tahun 2010, maka yang masuk daftar sepuluh negara bagian “termiskin” di Amerika Serikat, dengan kata lain persentase jumlah  penduduk miskinnya paling tinggi, secara berurutan: 1. Mississippi (22,7 persen); 2. Lousiana (21,6 persen); 3. District of Columbia (19,9 persen); 4. Georgia (18,7 persen); 5. Arizona (18,6 persen); 6. New Mexico (18,6 persen); 7. Texas (18,4 persen); 8. Kentucky (17,7 persen); 9. North Carolina (17,4 persen); 10. Alabama (17,3 persen). 

Untuk Negara bagian District of Columbia (DC)  yang menempati  peringkat ketiga  dalam hal persentase jumlah penduduk miskin, ternyata  ada hal yang unik. Pendapatan per kapita penduduknya justru menempati peringkat satu di Amerika Serikat, yaitu mencapai  71.044 US dollar, hal itu menunjukkan adanya tingkat kesenjangan ekonomi yang paling lebar di Negara bagian tersebut.

Untuk negara bagian Mississippi yang menempati peringkat pertama dalam hal persentase jumlah penduduk miskin, diketahui bahwa tingkat pendapatan per kapitanya menempati peringkat terakhir, yaitu hanya 31.186 US dollar, jauh di bawah rata-rata nasional yang mencapai 40.584 US dollar.

Lantas negara bagian mana saja yang “termakmur” berdasarkan persentase jumlah penduduk miskin yang paling rendah ? Inilah daftarnya secara berurutan : 1. New Hampshire (6,6 persen); 2. Connecticut (8,3 persen); 3. Wyoming (9,6 persen); 4. Wisvonsin (9,9 persen); 5. Utah (10,0 persen); 6. Nebraska (10,2 persen); 7. Iowa (10,3 persen); 8. Minnesota (10,5 persen); 9. Massachusetts (10,6 persen); dan 10. Virginia (10,7 persen). Khusus untuk negara bagian Connecticut dan Massachusetts pendapatan per kapita penduduknya sudah melampaui angka 50.000 US dollar.

Sementara laporan United States Census Bureau  tahun 2013 mengungkapkan, bahwa jumlah penduduk miskin di Amerika Serikat tahun 2012 mencapai  46,5 juta atau sekitar 14,81 persen. Dijelaskan bahwa  dampak resesi tahun 2007-2008 ditambah perdebatan mengenai pengetatan anggaran telah memperlebar jurang pendapatan penduduk. Setidaknya kasus di negara bagian DC mencerminkan hal itu. (Atep Afia).

Sumber : http://www.kangatepafia.com/2014/02/negara-bagian-termiskin-di-amerika.html


Ilmu Pengetahuan Teknologi IPTEK dan Kemiskinan

A. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ( IPTEK )
Di kalangan ilmuwan ada keseragaman pendapat, bahwa “ilmu” itu selalu tersusun dari pengetahuan secara teratur, yang diperoleh dalam pangkal tumpuan (objek) tertentu dengan sistematis, metodis, rasional/ logis, empiris, umum dan akumulatif. Sedangkan dalam memberikan pengertian pada “pengetahuan”, Bacon dan David Home, menyatakan pengetahuan sebagai pengalaman indera dan bathin, Immanuel Kant menyatakan bahwa pengetahuan merupakan persatuan antara budi dan pengalaman, sedangkan teori Phyrro menjelaskan bahwa tidak ada kepastian dalam pengetahuan.

Ilmu pengetahuan pada dasarnya memiliki tiga komponen penyangga tubuh pengetahuan yang disusunnya yaitu :
a. Epistemologis hanyalah merupakan cara bagaimana materi pengetahuan diperoleh dan disusun menjadi tubuh ilmu pengetahuan.
b. Ontologis dapat diartikan hakekat apa yang dikaji oleh pengetahuan, sehingga jelas ruang lingkup ujud yang menajdi objek penelaahannya. Atau dengan kata lain ontologism merupakan objek formal dari suatu pengetahuan.
c. Aksiologis adalah asas menggunakan ilmu pengetahuan atau fungsi dari ilmu pengetahuan.

Secara akademis dapatlah dikatakan bahwa pengetahuan (body of knowledge), dan teknologi sebagai suatu seni (state of arts) yang mengandung pengetian berhubungan dengan proses produksi; menyangkut cara bagaimana berbagai sumber, tanah, modal, tenaga kerja dan ketrampilan dikombinasikan untuk merealisasi tujuan produksi. “secara konvensional mencakup penguasaan dunia fisik dan biologis, tetapi secara luas juga meliputi teknologi sosial, terutama teknoogi sosial pembangunan (the social technology of development) sehingga teknologi itu adalah merode sistematis untuk mencapai tujuan insani (Eugene Stanley, 1970).

Teknologi yang berkembang dengan pesat meliputi berbagai bidang kehidupan manusia. Luasnya bidang teknik digambarkan sebagai berikut :
a. Teknik meluputi bidang ekonomi, artinya teknik mampu menghasilkan barang-barang industri. Dengan teknik, mampu mengkonsentrasikan capital sehingga terjadi sentralisasi ekonomi.
b. Teknik meliputi bidang organisasional seperti administrasi, pemerintahan, manajemen, hukum dan militer.
c. Teknik meliputi bidang manusiawi. Teknik telah menguasai seluruh sector kehidupan manusia, manusia semakin harus beradaptasi dengan dunia teknik dan tidak ada lagi unsur pribadi manusia yang bebas dari pengaruh teknik.

B. Dampak Positif perkembangan IPTEK
1. Memberikan berbagai kemudahan
Perkembangan IPTEK mampu membantu manusia dalam beraktifitas. Terutama yang berhubungan dengan kegiatan perindustrian dan telekomunikasi. Namun, dampak dari perkembangan IPTEK juga berdampak ke berbagai hal seperti kegiatan pertanian, yang dulunya membajak sawah dengan menggunakan alat tradisional, kini sudah menggunakan peralatan mesin.sehingga aktifitas penanaman dapat lebih cepat di laksanakan tanpa memakan waktu yang lama dan tidak pula terlalu membutuhkan tenaga yang banyak. Ini adalah contoh kecil efek positif perkembangan IPTEK di dalam membantu aktifitas manusia dalam kehidupan sehari-hari.
2. Mempermudah meluasnya berbagai informasi
Informasi merupakan hal yang sangat penting bagi kita, dimana tanpa informasi kita akan serba ketinggaln. terlebih lagi ketika berbagai media cetak dan elektronik berkembang pesat. Hal ini memaksa kita untuk mau tidak mau harus bisa dan selalu mendapatkan berbagai informasi. Pada masa dahulu, kegiatan pengiriman berita sangat lambat, hal ini di karenakan kegiatan tersebut masih di lakukan secara tradisional baik itu secara lisan maupun dengan menggunakan sepucuk surat. Namun sekarang kegiatan semacam ini sudah hampir punah, dimana perkembangan IPTEK telah merubah segalanya, dan kita pun tidak perlu menunggu lama untuk mengirim atau menerima berita.
3. Bertambahnya pengetahuan dan wawasan
Komputer dahulu termasuk jenis peralatan yang sangat canggih, dimana hanya orang-orang tertentu yang mampu membelinya apalagi menggunakannya. Namun seiring dengan perkembangan iptek, peralatan elektronik seperti computer,internet, dan handphone (Hp) sudah menjadi benda yang menjamur. Dimana tidak hanya orang-orang tertentu yang mampu menggunakannya, bahkan anak-anak di bawah umurpun dapat menggunakannya. Inilah pengaruh positif perkembangan iptek di era globalisasi terhadap ilmu pengetahuan dan wawasan masyarakat kita.

C. Dampak negative perkembangan IPTEK
1. Mempengaruhi pola berpikir
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang agresif dan penasaran serta suka dengan hal baru. Terutama sekali dengan adanya berbagai perubahan pada berbagai peralatan elektronik. Namun ternyata perkembangan tersebut tidak hanya berdampak terhadap pola berpikir anak, juga berdampak terhadap pola berpikir orang dewasa dan orang tua. Terlebih lagi setiap harinya masyarakat kita di sajikan dengan berbagai siaran yang kurang bermanfaat dari berbagi media elektronik.
2. Hilangnya budaya Tradisional
Dengan berdirinya berbagai gedung mewah seperti mal, perhotelan dll, mengakibatkan hilangnya budaya tradisional seperti kegiatan dalam perdagangan yang dulunya lebih di kenal sebagai pasar tradisional kini berubah menjadi pasar modern. Begitu juga terhadap pergaulan anak-anak dan remaja yang sekarang sudah mengarah kepada pergaulan bebas.
3. Banyak menimbulkan berbagai kerusakan
Indonesia di kenal sebagai Negara yang kaya akan sumber daya alamnya, namun hingga akhir ini, Indonesia lebih di kenal sebagai Negara yang sedang berkembang dan terus berkembang entah sampai kapan. Dan kita juga tidak mengetahui kapan istilah Negara berkembang tersebut berubah menjadi Negara maju. Salah satu contoh kecil yang lebih spesifik adalah beberapa tahun yang lalu sekitar di bawah tahun 2004, kota pekanbaru yang terletak di propinsi Riau, lebih di kenal sebagi kota “Seribu Hutan”, namun dalam waktu yang relative singkat, istilah seribu hutan kini telah berubah menjadi istilah yang lebih modern, yakni kota “Seribu Ruko” di mana dalam waktu yang singkat, perkembangan pembangunan di kota ini amat sangat pesat. Mulaialah berdiri berbagai kegiatan industri, Perhotelan, Mal, dan Gedung-gedung bertingkat serta perumahan berdiri di mana-mana.akibatnya aktifitas tradisional lumpuh, hutan gundul sehingga banyak menimbulkan berbagai macam bencana seperti banjir, tanah longsor serta polusi terjadi di mana-mana. Inilah dampak yang harus di terima masyarakat kita hingga ke anak cucu.

Sumber : http://ruardy.wordpress.com/ilmu-pengetahuan-dan-teknologi-iptek-kemiskinan/


Sosial Masyarakat Desa di Masyarakat

I. Masyarakat Pedesaan
A. Pengertian desa/pedesaan
Yang dimaksud dengan desa menurut Sutardjo Kartodikusuma mengemukakan sebagai berikut: Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan tersendiri.
Menurut Bintaro, desa merupakan perwujudan atau kesatuan goegrafi ,sosial, ekonomi, politik dan kultur yang terdapat ditempat itu (suatu daerah), dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbale balik dengan daerah lain.
Sedang menurut Paul H. Landis :Desa adalah pendudunya kurang dari 2.500 jiwa. Dengan ciri ciri sebagai berikut :
a. mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
b. Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan
c. Cara berusaha (ekonomi)adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam seperti : iklim, keadaan alam ,kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.

B. Ciri-ciri Masyarakat desa (karakteristik)
Dalam buku Sosiologi karangan Ruman Sumadilaga seorang ahli Sosiologi“Talcot Parsons”menggambarkan masyarakat desa sebagai masyarakat tradisional (Gemeinschaft) yang mebngenal ciri-ciri sebagai berikut :
a. Afektifitas ada hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta , kesetiaan dan kemesraan. Perwujudannya dalam sikap dan perbuatan tolong menolong, menyatakan simpati terhadap musibah yang diderita orang lain dan menolongnya tanpa pamrih.
b. Orientasi kolektif sifat ini merupakan konsekuensi dari Afektifitas, yaitu mereka mementingkan kebersamaan , tidak suka menonjolkan diri, tidak suka akan orang yang berbeda pendapat, intinya semua harus memperlihatkan keseragaman persamaan.
c. Partikularisme pada dasarnya adalah semua hal yang ada hubungannya dengan keberlakuan khusus untuk suatu tempat atau daerah tertentu. Perasaan subyektif, perasaan kebersamaan sesungguhnya yang hanya berlaku untuk kelompok tertentu saja.(lawannya Universalisme)
d. Askripsi yaitu berhubungan dengan mutu atau sifat khusus yang tidak diperoleh berdasarkan suatu usaha yang tidak disengaja, tetapi merupakan suatu keadaan yang sudah merupakan kebiasaan atau keturunan.(lawanya prestasi).
e. Kekabaran (diffuseness). Sesuatu yang tidak jelas terutama dalam hubungan antarapribadi tanpa ketegasan yang dinyatakan eksplisit. Masyarakat desa menggunakan bahasa tidak langsung, untuk menunjukkan sesuatu. Dari uraian tersebut (pendapat Talcott Parson) dapat terlihat pada desa-desa yang masih murni masyarakatnya tanpa pengaruh dari luar.

II. Masyarakat Perkotaan
A. Pengertian Kota
Seperti halnya desa, kota juga mempunyai pengertian yang bermacam-macam seperti pendapat beberapa ahli berikut ini. 
a. Wirth
Kota adalah suatu pemilihan yang cukup besar, padat dan permanen, dihuni oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya. 
b. Max Weber
Kota menurutnya, apabila penghuni setempatnya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya dipasar lokal. 
c. Dwigth Sanderson
Kota ialah tempat yang berpenduduk sepuluh ribu orang atau lebih. Dari beberapa pendapat secara umum dapat dikatakan mempunyani ciri-ciri mendasar yang sama. Pengertian kota dapat dikenakan pada daerah atau lingkungan komunitas tertentu dengan tingkatan dalam struktur pemerintahan.
Menurut konsep Sosiologik sebagian Jakarta dapat disebut Kota, karena memang gaya hidupnya yang cenderung bersifat individualistik.

B. Ciri-ciri masyarakat Perkotaan
Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat perkotaan, yaitu :
a. Kehidupan keagamaannya berkurang, kadangkala tidak terlalu dipikirkan karena memang kehidupan yang cenderung kearah keduniaan saja.
b. Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus berdantung pada orang lain(Individualisme).
c. Pembagian kerja diantara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
d. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota.
e. Jalan kehidupan yang cepat dikota-kota, mengakibatkan pentingnya faktor waktu bagi warga kota, sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting, intuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang individu.
f. Perubahan-perubahan tampak nyata dikota-kota, sebab kota-kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh-pengaruh dari luar.

III. Perbedaan antara desa dan kota
Dalam masyarakat modern, sering dibedakan antara masyarakat pedesaan (rural community) dan masyarakat perkotaan (urban community). Menurut Soekanto (1994), per-bedaan tersebut sebenarnya tidak mempunyai hubungan dengan pengertian masyarakat sederhana, karena dalam masyarakat modern, betapa pun kecilnya suatu desa, pasti ada pengaruh-pengaruh dari kota. Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan, pada hakekatnya bersifat gradual. Kita dapat membedakan antara masya-rakat desa dan masyarakat kota yang masing-masing punya karakteristik tersendiri. Masing-masing punya sistem yang mandiri, dengan fungsi-fungsi sosial, struktur serta proses-proses sosial yang sangat berbeda, bahkan kadang-kadang dikatakan "berlawanan" pula.

Warga suatu masyarakat pedesaan mempunyai hubungan yang lebih erat dan lebih mendalam ketimbang hubungan mereka dengan warga masyarakat pedesaan lainnya. Sistem kehidupan biasanya berkelompok atas dasar sistem kekeluargaan (Soekanto, 1994). Selanjutnya Pudjiwati (1985), menjelaskan ciri-ciri relasi sosial yang ada di desa itu, adalah pertama-tama, hubungan kekerabatan.

Sistem kekerabatan dan kelompok kekerabatan masih memegang peranan penting. Penduduk masyarakat pedesaan pada umumnya hidup dari pertanian, walaupun terlihat adanya tukang kayu, tukang genteng dan bata, tukang membuat gula, akan tetapi inti pekerjaan penduduk adalah pertanian. Pekerjaan-pekerjaan di samping pertanian, hanya merupakan pekerjaan sambilan saja.

Golongan orang-orang tua pada masyarakat pedesaan umumnya memegang peranan penting. Orang akan selalu meminta nasihat kepada mereka apabila ada kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Nimpoeno (1992) menyatakan bahwa di daerah pedesaan kekuasaan-kekuasaan pada umumnya terpusat pada individu seorang kiyai, ajengan, lurah dan sebagainya.

Ada beberapa ciri yang dapat dipergunakan sebagai petunjuk untuk membedakan antara desa dan kota. Dengan melihat perbedaan perbedaan yang ada mudah mudahan akan dapat mengurangi kesulitan dalam menentukan apakah suatu masyarakat dapat disebut sebagi masyarakat pedeasaan atau masyarakat perkotaan. Ciri ciri tersebut antara lain :
1) jumlah dan kepadatan penduduk
2) lingkungan hidup
3) mata pencaharian
4) corak kehidupan social
5) stratifiksi social
6) mobilitas social
7) pola interaksi social
8) solidaritas social
9) kedudukan dalam hierarki sistem administrasi nasional

Interaksi Sosial didaerah Pedesaan
Masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga/anggota masyarakat yang amat kuat yang hakekatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dimanapun ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat, karena beranggapan sama-sama sebagai masyarakat yang saling mencintai saling menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang sama terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama di dalam masyarakat.

Masyarakat Desa atau juga bisa disebut sebagai masyarakat tradisonal manakala dilihat dari aspek kulturnya. Masyarakat pedesaan itu lebih bisa bersosialisasi dengan orang orang di sekitarnya. Masyarakat Desa adalah kebersamaan. sedangkan Pola interaksi masyarakat kota adalah individual,. Sebagai contoh kalau anda pergi ke suatu Desa, dan anda bertanya dengan seseorang siapa nama tetangganya, pasti dia hafal. Kalau di kota, kurang dapat bersosialisasi karena masing masing sudah sibuk dengan kepentingannya sendiri2.Pola interaksi masyarakat pedesaan adalah dengan prinsip kerukunan, sedang masyarakat perkotaan lebih ke motif ekonomi, politik, pendidikan, dan kadang hierarki. Pola solidaritas sosial masyarakat pedesaan timbul karena adanya kesamaan-kesamaan kemasyarakatan, sedangkan masyarakat kota terbentuk karena adanya perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat.

Sumber : http://manusiabudaya.blogspot.com/2012/06/perbedaan-masyarakat-desa-kota.html


Sosial Masyarakat Kota di Masyarakat

Pendekatan dari satu disiplin ilmu memberikan penger­tian  kota  yang berbeda dengan disiplin ilnm  yang  lain. Konsepsi kota pada masa lalu berbeda dengan masa sekarang. Bahkan  konsepsi  kota dari suatu negara berbeda  dengan negara lain.

Hal-hal tersebut di atas menunjukan bahwa banyak faktor  atau  unsur yang ada, membentuk  dan  berpengaruh terhadap keberadaan dan perkembangan suatu kota, sehingga dapat dikatakan bahwa kota merupakan suatu sistem (Chad-wick,1981).

Dalam kehidupan sehari-hari kota akan selalu tampak sibuk.  Warga kota yang menjadi penghuni  kota memerlukan tempat  berteduh,  tempat  bekerja,  tempat  bergaul,  dan tempat  menghibur  diri. Oleh karena  itu,  dapat  dilihat beberapa  aspek kehidupan kotaantara lain  aspek  sosial, ekonomi, budaya, pemerintah dan sebagainya.

Pada umumnya kota selalu dipandang sebagai pusat kegiatan ekonomi, pusat kegiatan pendidikan, pusat pemerin tahan dan sebagainya. Jadi. fungsi dan  peranannya  atau sumber pengaruh atau sumber stimulasinya banyak berasal dari kota. Ditinjau dari interaksi tempat, kota itu memiliki tingkat atau rengking yang tertinggi, walaupun demikian dari tempat-tempat pemukiman yang sederhana.

Menurut Bintarto (1989) dari segi geografi, kota dapat diartikan sebagai suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan stratasosial ekonomi yang heterogen dan coraknya yang matrialistis, atau dapat pula diartikan sebagai bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami dengan gejala-gejala pemusatan penduduk yang cukup besar dengan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan matrialistis dibandingkan dengan daerah dibelakangnya.

Dari fakta, kota merupakan tempat bermukim warga kota, tempat bekerja, tempat hidup dan tempat rekreasi. Oleh karena itu, kelangsungan dan kelestarian kota harus didukung oleh prasarana dan sarana yang memadai untuk waktu yang selama mungkin

Menurut Bintarto (1989) modernisasi kota mempunyai pengaruh terhadap, jumlah penduduk kota, keanekaragaman struktur sosial dan ekonomi, kebijaksanaan penggunaan sumber-sumber keuangan, kelembagaan kota dan sebagainya.

Modernisasi ternyata juga tidak selalu memberi manfaat terhadap kehidupan, tetapi dapat juga berpengaruh sebaliknya dan untuk itu tentunya diharapkan modernisasi dapat melenyapkan pencemaran lingkungan terutama di kota yang sudah terjadi penurunan kualitas lingkungan.

Seseorang  yang sudah lama meninggalkan sebuah  kota, kemudian kembali ketempat itu, tentu akan merasakan betapa kota yang dahulunya sejuk dan segar, sekarang telah berubah menjadi panas dan berdebu.

Salah satu faktor penyebab naiknya  temperatur  kota adalah  arus urbanisasi yang deras masuk kota. Kota yang dahulunya hanya didiami puluhan ribu penduduk saja sekarang didiami ratusan penduduk.

Jelas bahwa urbanisasi dapat menaikan angka kepadatan yang mengakibatkan kota semakin sumpek dan panas. Banyaknya  orang  akan menaikkan konsumsi energi  dan  penggunaan alat-alat  rumah tangga yang menghasilkan  panas  buangan. Kalau  hanya  dilihat pada satu atau dua alat  saja, efek sampingnya dapat diabaikan, tetapi jika ratusan ribu alat-alat  digunakan  dalam kota, tentu hal ini  sedikit  banyak mempunyai andil dalam menaikan temperatur kota.

DAMPAK URBANISASI DAN PERKEMBANGAN KOTA TERHADAP LINGKUNGAN SOSIAL MASYARAKAT
Secara naluriah, manusia baik sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial, melalui berbagai cara dan usaha dalam bentuk budaya, mempunyai kehendak yang antara  lain untuk
1. Mempertahankan dirinya;
2. Mempertahankan hidup generasinya melalui   kebutuhan hidupnya;
3. Mengembangkan kehidupannya, melalui pemenuhan kebutuhan hidupnya, namun banyak faktor yang mempengaruhi baik secara langsung maupun  tidak langsung terhadap hidup dan kehidupan  manusia.

Melalui berbagai cara dan media, diperoleh  informasi bahwa  peluang untuk mengembangkan kehidupannya,  melalui pemenuhan  kebutuhan hidupnya lebih baik di  daerah urban dari pada di rural. Keadaan yang demikian merupakan faktor pendorong dan penarik banyak orang (baik laki-laki maupun wanita) dari daerah perdesaan untuk mengadu nasibnya di daerah perkotaan. Urbanisasi dilakukan untuk mempertahankan  hidup dan mempercepat proses pengembangan  kehidupan. Namun dengan serba kontrasnya keadaan antara daerah perdesaan dan daerah perkotaan sebagai akibat dari kebijaksanaan pembangunan yang urban bias (Todari, 1985) menjadikan usaha  tersebut justru dapat menimbulkan  dampak  negatif bagi yang bersangkutan.

Menurut  Marbun  (1990)  di  darah perkotaan  dampak negatif tersebut antara lain timbulnya:
1. Permukiman kumuh, dan permukiman liar;
2. Banyak tuna wisma maupun tuna karya;

Perbuatan pelanggaran hukum khususnya hukum pidana seperti kriminalitas, prostitusi dan sebagainya. Prostitusi,  sebagai  salah  satu   dampak  negatif urbanisasi melalui berbagai usaha telah lama diusahakan untuk  diatasi. Namun pada kenyataannya prostitusi masih hidup dan berkembang sejalan dengan perkembangan manusia. baik secara kuantitas maupun kualitas.

Sumber : http://susatyoadhi.unwiku.ac.id/?p=34


Senin, 12 Januari 2015

Kepadatan Penduduk Menimbulkan Masalah

 Kepadatan Penduduk Menimbulkan Masalah

             Indonesia merupakan salah satu negara terpadat di dunia yang mempunyai penduduk yang sangat banyak. Kepadatan penduduk semakin meningkat di beberapa kota besar negara Indonesia terutama di ibukota negara Indonesia yaitu jakarta yang memang adalah kota terpadat di Indonesia. Jakarta merupakan ibu kota indonesia  yang banyak menarik pendatang dari dalam negeri maupun luar negeri. Jakarta pun merupakan pusat pemerintahan, pusat bisnis dan keuangan. Tak heran jika kota ini terpadat karena banyaknya transmigran yang bertransmigrasi ke kota ini. Banyak suku-suku yang mendiami kota ini antara lain : Jawa, Sunda, Minang, Batak dan Bugis. 
Berikut info yang memaparkan bahwa Jakarta termasuk kota terpadat di dunia. Kemudian, selain buruknya tata kota, masalah yang dihadapi kota-kota besar ini adalah polusi, kemiskinan, membeludaknya jumlah penduduk, dan tingginya biaya hidup. Berikut daftar 10 kota megapolitan terbesar di dunia
1.        Toky                     : 32,5 juta penduduk
2.        Seoul                    : 20,6 juta penduduk
3.        Mexico City         : 20,5 juta penduduk
4.        New York City    : 19,8 juta penduduk
5.        Mumbai                : 19,2 juta penduduk
6.        Jakarta                  : 18,9 juta penduduk
7.        Sao Paulo             : 18,8 juta penduduk
8.        Delhi                    : 18,6 juta penduduk
9.        Shanghai              : 16,7 juta penduduk
10.    Manila                  : 16,3 juta penduduk
Semakin bertambahnya pendatang maka kepadatan penduduk pun semakin meningkat, kepadatan penduduk jelas menjadi inti masalah dari keadaan penduduk yang menjadi masalah sosial di kota-kota besar, berikut beberapa masalah yang timbul akibat kepadatan penduduk yang tidak terkendali oleh pemerintah : 
1.        Sifat konsumtif
2.        Kekumuhan kota
3.        Kemacetan Lalu lintas
4.        Kriminalitas tinggi
5.        Struktur kota berantakan
6.        Banjir
7.        Terjadinya kemerosotan kota
8.        Pengembangan industri yang menghasilkan limbah
9.        Pelebaran kota dengan tata yang tidak baik
10.    Melonjaknya sektor informal 
Banyak hal atau langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut diantaranya :
a.         Penambahan dan penciptaan lapangan kerja
b.        Meningkatkan kesadaran dan pendidikan kependudukan
c.         Mengurangi kepadatan penduduk dengan program transmigrasi
d.        Meningkatkan produksi dan pencarian
e.         Menggalakkan program KB untuk membatasi jumlah anak dalam satu keluarga