Minggu, 06 November 2016

Bentuk pemasaran waralaba, pemasaran langsung, dan multi level marketing

Waralaba, Pemasaran Langsung, dan Multi Level Marketing


Definisi:
Waralaba atau franchising (dalam bahasa Inggris) atau franchise (dalam Bahasa Perancis) yang berarti hak atau kebebasan yaitu hak-hak untuk menjual suatu produk atau jasa maupun layanan. Sedangkan menurut versi pemerintah Indonesia, waralaba adalah perikatan yang salah satu pihaknya diberikan hak memanfaatkan dan atau menggunakan hak dari kekayaan intelektual (HAKI) atau pertemuan dari ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak lain tersebut dalam rangka penyediaan atau penjualan barang dan jasa. Sedangkan menurut Asosiasi Franchise Indonesia, yang dimaksud dengan waralaba ialah suatu sistem pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan akhir dengan pengwaralaba (franchisor) yang memberikan hak kepada individu atau perusahaan untuk melaksanakan bisnis dengan merek, nama, sistem, prosedur dan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu tertentu meliputi area tertentu.

Pemasaran langsung atau sering juga disebut dengan Direct Marketing adalah bentuk promosi dengan cara memasarkan barang atau jasa secara langsung, agar mendapatkan tanggapan secara langsung pula dari para konsumen. Pemasaran langsung tidak harus bertatapn muka secara langsung tetapi pemasarannya ditujukan kepada konsumen secara langsung. Pemasaran langsung ini bisa melalui penggunaan surat, telepon, faksimil, e-mail, dan alat penghubung nonpersonal lain untuk berkomunikasi secara langsung dengan calon pelanggan tertentu.

Multi Level Marketing atau yang sering kita sebut dengan MLM ini adalah suatu strategi pemasaran dimana tenaga penjual (sales) tidak hanya mendapatkan kompensasi atas penjualan yang mereka hasilkan, tetapi juga atas hasil penjualan sales lain yang mereka rekrut. Tenaga penjual yang direkrut tersebut dikenal dengan anggota atau downline. Istilah lain yang digunakan untuk MLM adalah penjualan piramida, pemasaran jaringan, dan pemasaran berantai. Menurut Komisi Perdagangan Federal Amerika Serikat, beberapa perusahaan yang menggunakan sistem pemasaran berjenjang telah mengeksploitasi anggota jaringan mereka dan tidak sesuai dengan skema piramida. Pada umumnya, tenaga penjual menjual produk perusahaan secara langsung kepada konsumen yang merupakan orang terdekat atau melalui pemasaran dari mulut-ke-mulut. Beberapa pihak menggunakan istilah penjualan langsung sebagai sinonim untuk MLM, meskipun pada kenyataannya MLM hanyalah salah satu bentuk dari penjualan langsung.

Kelebihan dan Kekurangan:
Waralaba:
·         Kelebihan:
1.      Manajemen bisnis telah terbangun.
Bisnis waralaba memberikan keuntungan untuk berbisnis di bawah bendera bisnis lain yang sudah memiliki reputasi yang bagus. Ide, penamaan dan manajemen suatu bisnis telah di uji coba sebelumnya dan siap untuk di implementasikan pada lokasi yang baru.
2.      Sudah dikenal masyarakat.
Pemasaran bisnis waralaba cenderung lebih mudah, karena bisnis sebelumnya lebih terdahulu di kenal masyarakat. Dengan kata lain, biaya dan tenaga yang diperlukan untuk membangun reputasi bisnis tersebut jauh lebih sedikit dibandingkan dengan membangun bisnis baru.
3.      Manajemen finansial yang lebih mudah.
Investor cenderung lebih suka untuk memberikan modal pada bisnis yang telah kokoh dari segi finansial dan jaringan pemasaran. Dengan menggunakan bisnis waralaba, sistem manajeman finansial telah di tetapkan oleh pemilik waralaba utama, sehingga kita tidak perlu dipusingkan lagi dengan manajemen finansial seperti membangun bisnis baru.
4.      Kerjasama bisnis telah terbangun.
Orang yang membeli waralaba bisa mendapatkan keuntungan kerjasama yang telah terbangun sebelumnya oleh pemilik waralaba. Contohnya kerjasama dengan pemasok bahan baku, pihak periklanan dan juga pemasaran.
5.      Dukungan dan keamanan yang lebih kuat.
Pemilik waralaba biasanya akan memberikan pelatihan seperti manajemen finansial, pemasaran, periklanan dan lain lain. Hal – hal seperti ini biasanya sudah termasuk dalam paket pembelian waralaba.
6.      Mendapatkan keutungan yang lebih besar.
Banyak orang berpikir bahwa keuntungan dari bisnis waralaba adalah mendapatkan keuntungan lebih besar karena brand telah dikenal banyak orang. Tapi pada kenyataannya, hal ini tidak selalu terjadi. Biaya yang dikeluarkan oleh pembeli waralaba kepada pihak pemilik waralaba tentunya dipotong dari keuntungan yang didapat. Pembeli waralaba akan mendapatkan banyak kemudahan di saat-saat awal usaha, tapi untuk jangka panjang, para pemilik waralaba kadang menemukan bahwa memulai bisnis sendiri mungkin akan jauh lebih menguntungkan.
·         Kekurangan:
1.      Kurang kendali.
Salah satu kekurangan dari bisnis waralaba adalah kurangnya kendali dari pembeli waralaba terhadap bisnisnya sendiri, karena semua sistem telah ditentukan oleh pemilik waralaba. Sehingga ruang gerak pembeli waralaba sangat terbatas. Ide-ide untuk berkreatifitas pun terkadang tidak bisa diaplikasikan, karena adanya perjanjian-perjanjian khusus.
2.      Sangat terikat dengan supplier.
Untuk mendapatkan keuntungan yang mencukupi, tentunya setiap pengusaha menginginkan modal yang kecil. Salah satu caranya adalah mencari supplier yang murah. Dengan menggunakan sistem waralaba, pihak pemasok barang pun telah ditentukan. Sehingga kita tidak bisa memilih lagi supplier yang lebih murah.
3.      Ketergantungan pada reputasi waralab lain.
Salah satu kekurangan terbesar dari waralaba adalah tergantungnya reputasi waralaba terhadap waralaba yang lain. Jika waralaba yang lain melakukan kesalahan yang mengakibatkan rusaknya reputasi, maka hal ini juga akan mempengaruhi waralaba yang anda kelola.
4.      Biaya waralaba.
Pihak pemilik waralaba akan mengajukan biaya awal untuk membeli perjanjian waralaba. Kemudian biaya lanjutan untuk pelatihan dan dukungan bagi para pembeli waralaba.
5.      Pemotongan keuntungan.
Pembeli waralaba di haruskan untuk membayar royalti dari sejumlah keuntungan yang didapatkan. Jika keuntungan yang didapatkan sedikit, berarti keuntungan tersebut akan dipotong untuk menutupi biaya ini.

Pemasaran langsung:
·         Kelebihan:
1.      Targeting.
Targeting merupakan suatu strategi untuk memilih, menyeleksi dan menjangkau suatu pasar. Dengan Direct Marketing diharapkan suatu produk/jasa dapat menjangkau target pasarnya.
2.      Cost effective.
Biaya yang dikeluarkan jauh lebih efektif mengingat penjualan yang dilakukan adalah penjualan yang berulang (repeat sales) dengan target pasar yang cukup jelas.
3.      Flexibility.
Direct marketing dapat dilakukan melalui berbagai jenis bentuk media.
4.      Control & Accountability.
Direct Marketing akan mudah dihitung respon yang muncul dari kegiatan marketing disamping dapat mempermudah pembuatan anggaran promosi
5.      Measures of Effectiveness.
Dengan direct marketing media, feedback dapat diperoleh langsung dari konsumen.
6.      Opportunity to Test.
Kegiatan riset harga, promosi,dan penentuan waktu dapat dengan mudah dilakukan.
7.      Consumer Database.
Database konsumen dapat dengan mudah dibentuk dalam Direct Marketing sehingga dapat diraih penjualan yang berulang dari satu pelanggan.
·         Kekurangan:
1.      Image factors.
Direct Marketing yang dilakukan lewat pengiriman surat misalnya, konsumen yang ditelepon setiap saat ataupun penawaran lewat sales dapat menimbulkan citra negatif dimata konsumen terutama saat konsumen membutuhkan privacy atau tidak mau diganggu. Peran perusahaan dalam melihat saat yang tepat bagi konsumen merupakan solusi masalah ini.
2.      Ketepatan.
Tingkat ketepatan daftar yang digunakan untuk menunjuk target market yang dituju terkadang terlalu rendah, karena daftar yang digunakan tidak sesuai dengan target market yang disasar oleh perusahaan.
3.      Content Support.
Untuk melaksanakan Direct Marketing diperlukan fasilitas dan sarana yang harus memadai.
4.      Rising costs.
Semakin lama harga-harga untuk iklan yang menggunakan media direct mail makin mahal, sehingga banyak yang beralih menggunakan media internet.

Multi Level Marketing:
·         Kelebihan:
1.      Multi Level Marketing menyediakan penghasilan tanpa batas.
2.      Multi Level Marketing mengatasi keterbatasan pendidikan.
3.      Multi Level Marketing menyediakan jenjang karir.
4.      Multi Level Marketing memberikan nilai-nilai spiritual.
5.      Multi Level Marketing membangun mentalitas.
6.      Multi Level Marketing memperkokoh tingkat emosional.
7.      Multi Level Marketing membangun kesehatan.
8.      Multi Level Marketing dapat meningkatkan persaudaraan.
9.      Multi Level Marketing dapat memberikan kebebasan waktu.
10.  Multi Level Marketing memberikan kesempatan pension.
·         Kekurangan:
1.      Harga produk yang lebih mahal.
2.      Devisa negara semakin hilang.
3.      Mengganggu orang lain.
4.      Sistem dengan penghasilan yang sangat menggiurkan. Hal ini membuat orang-orang menjadi tertarik, namun akan gagal jika tidak mampu menjalani sistem dengan baik.

Contoh usaha yang sukses menggunakan teknik waralaba, pemasaran langsung, dan multi level marketing:
Waralaba:
Pecel lele lela
Pecel lele lela mengajak pebisnis kuliner sejati yang beminat bergabung untuk memahami dan mencintai bisnis kuliner masakan Indonesia. Pecel lele lela mengharapkan franchisee yang memahami pentingnya pelayanan kepada pelanggan, berinovasi, kreatif dan berpola pikir yang kopetitif dibisnis kuliner.
Agar dapat bekerja sama dengan pecel lele lela hanya perlu menyiapkan:
·         Franchise fee senilai Rp. 100 juta selama 5 tahun.
·         Deposite fee Rp. 30 juta.
·         Royalty fee sebesar 5% dari omset setiap bulan.
·         Modal investasi Rp. 300 - 400 juta (tidak termasuk sewa bangunan).
Pecel lele lela akan memberikan fasilitas ekslusif berupa:
·         Suplai bahan baku.
·         Dukungan training Sumber Daya Manusia.
·         Dukungan desain marketing promo.
·         Prosedur Standar Operasional (SOP).
·         Management of Business Assistant (MBA LELA) outlet.

Pemasaran langsung:
Unilever
Seperti yang telah kita ketahui, bahwa Unilever adalah suatu perusahaan multinasional yang memproduksi barang-barang untuk memenuhi kebutuhan akan nutrisi, kesehatan, dan perawatan pribadi sehari-hari dengan produk-produk yang membuat para pemakainya merasa nyaman, berpenampilan baik, dan lebih menikmati kehidupan. Unilever dalam persaingannya menggunakan strategi pemasaran langsung dimana pemasarannya menggunakan surat, telepon, faksimil, e-mail, dan alat penghubung nonpersonal lain untuk berkomunikasi secara langsung dengan calon pelanggan tertentu. Seiring perkembangan jaman, media yang digunakanpun semakin canggih dan memudahkan produsen dengan konsumen dalam transaksi jual beli, maka strategi pemasaran yang digunakan oleh Unilever dapat dirumuskan sebagai berikut:
·         Advertising.
·         Consumer Sales Promotion.
·         Trade Promotion and Co-Marketing.
·         Packaging. Point Of Purchase.
·         Personal Selling.
·         Public Relations.
·         Brand Publicity.
·         Corporate Advertising.
·         The Internet.
·         Direct Marketing.
·         Experiantial Contact: Event, sponsorship
·         Costumer Service.
·         Word Of Mouth.

Multi level Marketing:
PT. Citra Nusa Insan Cemerlang (CNI)
PT. Citra Nusa Insan Cemerlang atau sering disingkat menjadi CNI adalah salah satu perusahaan multi level marketing tertua di Indonesia. CNI berdiri pada tahun 1993 dengan menjual produk kesehatan, namun saat ini CNI menjual produk lainnya dengan menggunakan sistem multi level marketing ini. Dalam RPU CNI, terdapat 8 tingkatan jenjang karier yang bisa diraih oleh mitra usaha CNI. Secara berurutan, jenjang karier/posisi di CNI ialah User (Keanggotaan Non Distributor), Distributor, Gold Distributor, Ruby Distributor, Pearl Distributor, Diamond Distributor, Double Diamond Distributor serta yang tertinggi adalah Crown Distributor. Selain itu, sebagai mitra usaha CNI, mereka berkesempatan meraih berbagai keuntungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar