Rabu, 11 Juni 2014

Sinopsis Film Senandung Di Atas Awan

Salah satu film yang menceritakan Hak Asasi Manusia adalah Denias "Senandung di Atas Awan". Film ini menceritakan tentang perjuangan seorang anak suku pedalaman Papua yang bernama Denias untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Seluruh setting lokasi dilakukan di pulau Cendrawasih. Cerita dalam film ini merupakan adaptasi dari kisah nyata seorang anak Papua yang bernama Janias. Dalam film ini juga dapat kita lihat keindahan provinsi Papua yang berhasil direkam dengan begitu indahnya. Selain itu kesulitan dan perjuangannya dalam meraih cita-citanya pun tergabar dan diceritakan dengan baik di dalam film ini
            Film Denias dikemas sederhana, dengan bahasa sederhana, bercerita tentang kisah nyata seorang anak yang sangat ingin bersekolah. Denias (Albert Fakdawer) anak seorang petani di daerah pelosok di pulau Papua di desa Arwanop. Denias kehilangan ibunya yang meninggal akibat kebakaran yang menimpa dirumahnya. Pada  malam sebelum kematian ibunya, ia sempat berpesan kepada Denias “Sekolahlah Denias. Kalau kamu pintar gunung pun takut sama kamu”. Ini adalah kata kunci dari film ini, kata yang sederhana tapi berbobot dan filosofis.
        Ada dua tokoh lagi yang membuat Denias semakin bertekat dan memperjuangkan keinginannnya untuk bersekolah yaitu figur Pak Guru (Mathias Muchus) dan seorang TNI yang menjadi sahabatnya Maleo (Ari Sihasaleh) yang menjadi guru sementara ketika Pak Guru harus pulang ke Jawa di desa Arwanop itu. Maleo sempat mengajari Denias pengetahuan akan kepulauan Indonesia, Maleo pun membuatkan puzzle peta kepulauan Indonesia untuk Denias.
            Satu pesan penting dari Maleo yan diingat  Denias adalah sekolah bias dilakukan di mana saja. Maleo juga mengatakan, di balik gunung ada sekolah dengan fasilitas yang bias dijadikan tempat untuk Denias meneruskan sekolahnya. Dengan fasilitas ala-kadarnya Maleo mengajar anak-anak daerah terpencil ini dengan pengetahuan-pengetahuan dasar. Namun sayang persahabatan antara Denias dan Maleo harus berakhir karena Maleo ditugaskan di tempat lain.
            Ayah Denias tidak begitu memahami keinginan anaknya untuk bersekolah, ia pikir cukuplah Denias menjadi seperti dirinya. Namun pesan sang ibu selalu mengiang-ngiang bahwa “gunung takut sama orang pintar”. Maka, Denias pun akhirnya bertekat untuk memperjuangkan haknya untuk bersekolah di tempat yang memiliki fasilitas yang layak. Akhirnya Denias pergi dari desanya, melintasi gunung mencapai kota untuk mana ia dapat bersekolah. Disinilah kisah petualangan Denias mengarungi hutan dan sungai-sungai. Denias yang penuh harapan melakukan perjalanannya dengan gembira sambil bernyanyi atau  bersenandung seperti judul filmnya.
            Akhirnya Denias menemukan sebuah sekolah dasar seperti yang pernah diceritakan Maleo, dan disitu ia bertemu dengan anak gelandangan yang  bernama Enos. Denias pun berteman dengan Enos dan berbagi cerita, ia menyatakan keinginannya untuk masuk ke sekolah itu. Enos mengatakan itu sesuatu yang tidak mungkin karena Denias tidak mempunyai orang yang bisa membiayainya masuk ke sekolah itu. Lama kelamaan ia memberanikan diri bicara dengan salah satu guru untuk menyatakan keinginannya. Denias diarahkan untuk menemui Ibu Gembala (Marcella Zalianty), melihat kegigihan Denias dan juga kepandaiannya, ibu Gembala mau memperjuangkannya untuk bisa sekolah sekaligus diterima di asrama sekolah yang dikelola oleh pengurus asrama yang diperankan oleh Nia Zulkarnaen. Akhirnya keinginan Denias untuk dapat bersekolah di tempat yang layak dapat terwujud.

Denias, Senandung di Atas Awan adalah film yang disutradari oleh John de Rantau John de Rantau dan diproduksi pada tahun 2006, dibintangi antara lain oleh Albert Thom Joshua Fakdawer, Ryan Stevano William Manoby, Ari Sihasaleh, Mathias Mucus, Marcella Zalianty, dan Nia Zulkarnaen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar