Rabu, 11 Juni 2014

Sinopsis Film Fioet Nia Dhien

Film Cut Nyak Dhien menceritakan kisah perjuangan seorang cut nyak dhien pada masa penjajahan melawan belanda patut untuk kita apresiasi. Sebagai warga negara Indonesia kita patut bangga dan bersyukur memiliki banyak pejuang yang telah rela berkorban untuk mempertahankan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pentingnya sikap patriotik pada bangsa yang dapat dijadikan contoh atau teladan dari seorang cut nyak dien sangat banyak sekali, diantaranya sikap keberanian dan kegigihan melawan para tentara belanda yang ingin menguasai wilayah aceh. Dibalik kodratnya sebagai seorang wanita cut nyak dien memiliki semangat juang dan kegigihan yang begitu luar biasa  yang mungkin jarang kita temukan wanita seperti cut nyak dien di zaman sekarang. Nilai penting dalam patriotisme dapat menanamkan rasa cinta kita kepada bangsa sendiri, sehingga dapat memberikan dampak positif bagi bangsa Indonesia. Hal-hal strategis yang dilakukan cut nyak dien dalam mempertahankan wilayah aceh diantaranya adalah ketika cut nyak dien menerima lamaran teuku umar, yang sebelumnya cut nyak dien menolak namun karena teuku umar mempersilahkan cut nyak dien untuk ikut bertempur dalam medan perang akhirnya cut nyak dien menerimanya dan menikah dengan teuku umar. Dan pada saat teuku umar memiliki rencana untuk menipu belanda dengan berpura-pura mendekati belanda sehingga hubungannya dengan belanda semakin kuat dan pada saat itu teuku umar dituduh sebagai penghianat cut nyak dien selalu berusaha menasehati teuku umar untuk melawan belanda. Kemudian disaat teuku umar telah meninggal karena tertembak oleh peluru cut nyak dien lah yang menggantikan teuku umar menjadi seorang pemimpin untuk melawan belanda. Latar belakang ketahanan nasional dari perjuangan cut nyak dien karena rasa cintanya cut nyak dien kepada bangsa indonesia, dia tidak ingin bangasanya diinjak-injak oleh bangsa lain, semangat itulah yang melahirkan kegigihan yang begitu luar biasa pada diri cut nyak dien.  

Sinopsis Terkait :
Cut Nyak Dhien (ejaan lama: Tjoet Nja' Dhien, Lampadang, Kerajaan Aceh, 1848 – Sumedang, Jawa Barat, 6 November 1908; dimakamkan di Gunung Puyuh, Sumedang) adalah seorang Pahlawan Nasional Indonesia dari Aceh yang berjuang melawan Belanda pada masa Perang Aceh. Setelah wilayah VI Mukim diserang, ia mengungsi, sementara suaminya Ibrahim Lamnga bertempur melawan Belanda. Ibrahim Lamnga tewas di Gle Tarum pada tanggal 29 Juni 1878 yang menyebabkan Cut Nyak Dhien sangat marah dan bersumpah hendak menghancurkan Belanda.

Teuku Umar, salah satu tokoh yang melawan Belanda, melamar Cut Nyak Dhien. Pada awalnya Cut Nyak Dhien menolak, tetapi karena Teuku Umar memperbolehkannya ikut serta dalam medan perang, Cut Nyak Dhien setuju untuk menikah dengannya pada tahun 1880. Mereka dikaruniai anak yang diberi nama Cut Gambang. Setelah pernikahannya dengan Teuku Umar, ia bersama Teuku Umar bertempur bersama melawan Belanda. Namun, Teuku Umar gugur saat menyerang Meulaboh pada tanggal 11 Februari 1899, sehingga ia berjuang sendirian di pedalaman Meulaboh bersama pasukan kecilnya. Cut Nyak Dien saat itu sudah tua dan memiliki penyakit encok dan rabun, sehingga satu pasukannya yang bernama Pang Laot melaporkan keberadaannya karena iba. Ia akhirnya ditangkap dan dibawa ke Banda Aceh. Di sana ia dirawat dan penyakitnya mulai sembuh. Namun, keberadaannya menambah semangat perlawanan rakyat Aceh. Ia juga masih berhubungan dengan pejuang Aceh yang belum tertangkap. Akibatnya, Dhien dibuang ke Sumedang. Tjoet Nyak Dhien meninggal pada tanggal 6 November 1908 dan dimakamkan di Gunung Puyuh, Sumedang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar